WAHANANEWS.CO, Jakarta - Perang Iran-Israel yang kian membara kini mengusik salah satu titik paling sensitif di Timur Tengah: masa depan kepemimpinan Iran.
Di tengah ancaman pembunuhan terhadap dirinya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dilaporkan telah menunjuk tiga ulama senior sebagai calon penggantinya, jika ia gugur dalam perang melawan Israel.
Baca Juga:
Erdogan: Netanyahu Bencana Besar Dunia, Penghalang Perdamaian Timur Tengah
Menurut laporan eksklusif The New York Times yang dikutip pada Sabtu (22/6/2025), tiga pejabat Iran menyatakan bahwa Khamenei ingin menjamin transisi kekuasaan yang cepat dan stabil seandainya ia tewas.
Langkah ini dilakukan setelah serangkaian serangan udara Israel menghantam jantung komando militer Iran.
“Pemimpin Tertinggi sedang mempersiapkan kemungkinan terburuk,” kata salah satu sumber tersebut.
Baca Juga:
Bukan Bom Biasa, Inilah Senjata Monster AS yang Remukkan Fasilitas Nuklir Bawah Tanah Iran
Sesuai konstitusi Iran, jika pemimpin tertinggi wafat, Majelis Ahli, badan ulama beranggotakan 88 orang, harus memilih penerusnya.
Mekanisme ini baru pernah dilakukan sekali dalam sejarah Iran modern, yakni saat Khamenei menggantikan Ayatollah Khomeini pada tahun 1989.
Ketegangan meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengungkap secara terang-terangan bahwa dirinya mengetahui lokasi persembunyian Khamenei.
“Kami tahu persis di mana yang disebut ‘Pemimpin Tertinggi’ bersembunyi,” tulis Trump di Truth Social. “Ia adalah target yang mudah tetapi aman di sana. Kami tidak akan mengeluarkannya… setidaknya tidak untuk saat ini.”
Namun pernyataan itu dibalas keras oleh Rusia. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyampaikan peringatan tajam bahwa Moskow akan bereaksi "sangat buruk" jika Khamenei benar-benar dibunuh.
“(Kami akan merespons) dengan sangat buruk. Sangat buruk. Kami akan sangat tidak menyetujuinya,” kata Peskov dalam wawancara dengan Sky News.
Ia menilai pembunuhan terhadap Khamenei hanya akan memicu ekstremisme baru di Iran.
“Mereka akan membuka kotak pandora,” tegasnya.
Wacana pembunuhan Khamenei muncul sejak Israel melancarkan serangan ke Teheran pada 13 Juni, dengan alasan menghalau ancaman program nuklir Iran.
Serangan balasan Iran diluncurkan melalui Operasi True Promise 3 yang menyebabkan eskalasi besar-besaran di kawasan.
Sejumlah negara mayoritas Muslim dan sekutu-sekutu Iran, termasuk Rusia dan China, mengutuk keras tindakan Israel. Beijing bahkan mendesak agar konflik dihentikan melalui jalur diplomatik, bukan senjata.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]