WahanaNews.co | Penduduk
Mozambik nekat kabur atau melarikan diri melintasi hutan setelah kota Palma
dikuasai ISIS. Sebelumnya, kelompok militan itu melakukan pertempuran selama
beberapa hari.
Baca Juga:
Otoritas Iran Tangkap 11 Tersangka Terkait Ledakan Bom yang Menewaskan 84 Orang
Seperti dilansir AFP, Selasa (30/3/2021) banyak korban
selamat mengatakan mereka telah berjalan kaki selama berhari-hari melewati
hutan untuk mencari perlindungan ke daerah Mueda. Sesampainya di Mueda, mereka
tiba dalam keadaan kelelahan bahkan kaki pun bengkak.
"Banyak orang jatuh karena kelelahan dan tidak dapat
melanjutkan berjalan, terutama para orang tua dan anak-anak," kata seorang
warga yang berhasil kabur di Mueda.
Sejumlah warga juga melarikan diri ke lokasi proyek gas.
Mereka kemudian dikirim ke ibu kota daerah Pemba dengan menggunakan perahu.
Baca Juga:
ISIS Klaim Bertanggung Jawab atas Ledakan Bom Mematikan di Iran
Dalam serangan ISIS, pemerintah Mozambik mengatakan puluhan
orang tewas, termasuk tujuh orang yang terjebak dalam penyergapan selama operasi
evakuasi dari sebuah hotel tempat mereka mencari perlindungan.
Menurut pihak keluarga, seorang warga Afrika Selatan
termasuk di antara mereka yang tewas.
Serangan ISIS dimulai tak lama setelah pengiriman makanan
mendarat ke kota pesisir utara, di mana selama berbulan-bulan tidak dapat
diakses melalui jalan darat karena ketidakamanan.
Lionel Dyck, pemilik perusahaan militer swasta yang membantu
otoritas Mozambik melawan pemberontakan, mengatakan kepada BBC bahwa seorang
pengemudi truk makanan dipenggal kepalanya saat serangan terjadi.
Para saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa ISIS pertama
kali menargetkan bank dan kantor polisi sebelum menyebar ke seluruh kota Palma.
Pada Senin (29/3), ribuan orang yang kabur berhasil tiba di
kota Pemba. Sementara diketahui 10.000 orang lainnya sedang menunggu untuk
dievakuasi.
Kota Pemba kini sudah dipadati ratusan ribu orang yang
mengungsi akibat pemberontakan, yang telah mengusir hampir 700.000 orang dari
rumah mereka di Mozambik.
Sementara itu, serangan ISIS juga memaksa pekerja asing dan
penduduk setempat untuk mencari perlindungan sementara di sebuah pabrik gas
milik perusahaan Prancis, Total, yang dijaga ketat di semenanjung Afungi.
"Sejumlah besar warga sipil yang diselamatkan dari
Palma juga diangkut ke situs Afungi, di mana mereka menerima bantuan
kemanusiaan dan logistik," kata Total dalam sebuah pernyataan. [dhn]