Para pejabat AS sejauh ini telah membujuk Israel untuk menunda serangan tersebut sampai sistem pertahanan udara AS dapat ditempatkan di wilayah tersebut, paling cepat pada minggu ini.
Ketika ditanya tentang laporan tersebut, para pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Washington telah menyampaikan kekhawatirannya kepada Israel bahwa Iran dan kelompok-kelompok Islam yang didukung Iran dapat meningkatkan konflik dengan menyerang pasukan AS di Timur Tengah. Serangan Israel ke Gaza bisa menjadi pemicu proksi Iran, kata mereka.
Baca Juga:
Presiden AS Joe Biden: Tidak Menginginkan Perang Meluas di Timur Tengah
Presiden AS Joe Biden, dalam pernyataannya yang tidak terbatas pada perang setelah serangan militan Palestina Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, mengatakan masa depan harus mencakup solusi dua negara untuk Israel dan Palestina.
Israel harus berintegrasi dengan tetangga Arabnya, katanya. “Baik Israel dan Palestina mempunyai hak untuk hidup berdampingan dalam keamanan, martabat dan perdamaian,” kata Biden dalam konferensi pers bersama di Washington dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
Biden mengatakan dia yakin salah satu alasan militan Hamas menyerang Israel selatan, menewaskan 1.400 orang dan menyandera lebih dari 200 negara berbeda, adalah untuk mencegah normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi.
Baca Juga:
Gempuran Israel di Damaskus Berujung Kematian 4 Prajurit Garda Revolusi Iran
Pembalasan Israel telah menewaskan lebih dari 6.500 orang, kata kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas pada hari Rabu (25/10/2023) kemarin.
Biden mengatakan dia tidak menyangka bahwa orang-orang Palestina mengatakan yang sebenarnya tentang berapa banyak orang yang terbunuh. "Saya yakin orang-orang tak berdosa telah terbunuh, dan itu adalah harga dari perang."
Sementara itu, di PBB, Rusia dan China memveto resolusi Dewan Keamanan yang disusun oleh AS yang menyerukan penghentian permusuhan agar makanan, air, dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan dapat dikirimkan kepada warga sipil Palestina.