WahanaNews.co, Jakarta - Israel meminta warganya segera meninggalkan Mesir dan Yordania.
Hal ini disebabkan ketegangan semakin meningkat akibat perang di Jalur Gaza, Palestina.
Baca Juga:
Pebisnis di Thailand Tolak Turis dari Israel, Alasannya Sering Bikin Onar
"Dewan Keamanan Nasional Israel menaikkan peringatan perjalanannya untuk Mesir (termasuk Sinai) dan Yordania ke level 4 (ancaman tinggi)," tulis pemerintah Israel dalam keterangan resmi, seperti diberitakan AFP.
"Disarankan untuk tidak melakukan perjalanan ke negara-negara ini dan bagi mereka yang tinggal di sana harap untuk pergi... sesegera mungkin," lanjut mereka.
Pengumuman itu dirilis beberapa hari usai Israel menarik diplomatnya dari Turki. Keputusan itu menyusul imbauan sebelumnya yang meminta warga Israel segera meninggalkan Turki.
Baca Juga:
Saudi Kritik Usulan Trump: Harusnya Pindahkan Warga Israel ke Alaska-Greenland
Seruan evakuasi itu muncul setelah adanya protes berhari-hari di Timur Tengah atas pemboman Israel di Jalur Gaza.
Insiden yang berlanjut menjadi perang antara milisi Hamas Palestina dengan Israel terus memanas hingga saat ini.
Pada Jumat (20/10) kemarin, korban perang tercatat mencapai 5.618 orang. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan jumlah korban tewas di Jalur Gaza mencapai 4.137 orang, sedangkan 13.162 orang lainnya mengalami luka-luka.
Juru bicara Kementerian Kesehatan, Ashraf Al Qidra, mengatakan dari jumlah korban tewas, 1.661 di antaranya merupakan anak-anak.
Terpisah, Kementerian Kesehatan juga mencatat 81 warga Palestina di Tepi Barat meninggal dunia imbas perang di kawasan itu. Sementara itu, di pihak Israel, jumlah korban meninggal dunia 1.400 orang.
Perang antara Hamas Palestina dan Israel terus panas sejak pecah pada 7 Oktober 2023. Warga Palestina di Jalur Gaza jadi korban karena menerima hujan roket dan blokade total dari Israel.
Warga Gaza saat ini mengalami krisis air, listrik, makanan, obat-obatan, hingga bahan bakar buntut perang. Israel pun terus-menerus menolak membuka perbatasan bagi pengiriman bantuan kemanusiaan di wilayah kantong itu.
Ratusan truk berisi bantuan kemanusiaan sendiri sudah mengantre di sekitar perbatasan Rafah, satu-satunya perbatasan Gaza dengan Mesir selain dengan Israel.
[Redaktur: Sandy]