WahanaNews.co, Jakarta - Israel mengungkapkan syarat-syarat untuk memperpanjang gencatan senjata dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas. Penasihat senior Perdana Menteri Israel, Mark Regev, menyatakan bahwa posisi mereka sangat jelas.
"Setiap hari, kami sepakat memperpanjang gencatan senjata untuk pembebasan 10 sandera, yaitu 10 sandera yang masih hidup," kata Regev pada Kamis (30/11/23), seperti dilansir oleh CNN.
Baca Juga:
Poster 'Free Papua' Cs di Forum PBB Cederai Kehormatan Negara, Kemlu RI Buka Suara
Regev menegaskan bahwa Israel menerima perjanjian jeda kemanusiaan untuk membebaskan sandera dan bisa memperpanjangnya setiap hari selama satu hari.
"Ini adalah jeda kemanusiaan dalam perjuangan kami melawan Hamas. Israel bertekad untuk menghancurkan mesin militer Hamas dan mengakhiri kekuasaannya atas Gaza," ujarnya.
Lebih lanjut, Regev menyampaikan bahwa Israel dapat mempertimbangkan kembali tindakan militer di Gaza jika Hamas tidak memenuhi persyaratan, yaitu membebaskan 10 warga Israel setiap hari.
Baca Juga:
Demi Akhiri Invasi Israel di Gaza Hamas Siap Bebaskan Semua Sandera
"Jika Hamas tidak memenuhi persyaratan, yaitu membebaskan 10 warga Israel, maka pertempuran bisa dipertimbangkan," tambahnya.
Regev juga menyebutkan bahwa masih terdapat 140 sandera di Gaza. Meskipun demikian, pada Kamis (30/11/23), Israel dan Hamas sepakat memperpanjang gencatan senjata, setelah sempat tertunda akibat klaim Hamas bahwa Israel tidak setuju dengan kesepakatan baru terkait pembebasan sandera.
Sandera yang dimaksud melibatkan tujuh perempuan, satu anak, dan tiga jenazah yang tewas akibat serangan Israel di Gaza. Hamas menyatakan keputusan ini terlepas dari konfirmasi mediator mengenai kelompok yang dianggapnya masuk kategori perjanjian.