Rencana ambisius Indonesia untuk memiliki kapal induk semakin nyata setelah muncul kabar bahwa Italia siap melepas ITS Giuseppe Garibaldi (C551), dengan syarat dibeli satu paket bersama 30 jet tempur ringan AV-8B Harrier II.
Informasi tersebut pertama kali dilaporkan media pertahanan internasional Janes dan dikonfirmasi berasal dari Angkatan Laut Italia, pada Sabtu (13/9/2025).
Baca Juga:
AS Panik! Kirim Kapal Induk Nuklir Kedua Hadapi Perang Iran–Israel yang Makin Gila
“Kesepakatan kemungkinan mencakup transfer beberapa dari 30 pesawat AV-8B Harrier II short take-off and vertical landing (STOVL) milik Angkatan Laut Italia,” tulis Janes dalam laporannya.
Jika kesepakatan ini benar-benar terwujud, maka Indonesia untuk pertama kalinya akan memiliki kapal induk sekaligus mengoperasikan jet tempur STOVL yang mampu lepas landas pendek dan mendarat vertikal.
Wacana pembelian kapal induk sendiri bukan hal baru, sudah muncul sejak 2015, namun kali ini dinilai lebih serius. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muhammad Ali, menegaskan bahwa pengadaan kapal induk memang tengah dipertimbangkan untuk mendukung operasi militer selain perang (OMSP).
Baca Juga:
Dinamai Elon Musk, Inilah Kapal Induk Baru AS yang Siap Menggantikan USS Eisenhower
Menurut Ali, TNI AL telah mengajukan sejumlah pengadaan alutsista ke Kementerian Pertahanan (Kemhan), dengan kapal induk menjadi salah satu prioritas karena dianggap vital dalam operasi kemanusiaan, termasuk pengiriman bantuan bencana secara cepat dan masif.
Namun, syarat dari Italia untuk membeli satu paket bersama 30 jet tempur AV-8B Harrier II tentu menjadi perhatian besar. Pesawat buatan McDonnell Douglas (kini Boeing) ini dikenal sebagai jet multiperan dengan kemampuan lepas landas pendek dan pendaratan vertikal.
AV-8B Harrier II telah menjadi salah satu andalan Korps Marinir Amerika Serikat, Angkatan Laut Spanyol, dan Italia. Bila Indonesia mengakuisisi paket ini, maka Indonesia akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan jet tempur STOVL.
Meski begitu, syarat Italia diperkirakan memperpanjang pembahasan kedua negara, mengingat pengadaan tidak hanya mencakup kapal induk yang sudah berusia lebih dari empat dekade, tetapi juga 30 unit pesawat tempur yang membutuhkan biaya besar, pelatihan intensif, hingga kesiapan infrastruktur pendukung.
Kerja sama pertahanan Indonesia dan Italia belakangan memang semakin intens. Sebelum rencana kapal induk ini, Indonesia sudah lebih dulu mengakuisisi dua fregat kelas PPA, yaitu KRI Brawijaya-320 dan KRI Prabu Siliwangi-321.
Caption:
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]