"Saya menjalani hidup saya, jika saya tertembak saya tidak
peduli, saya masih akan pergi belajar. Impian saya adalah menjadi seorang
dokter dan saya akan menjadi seorang dokter. Saya tidak peduli jika Anda
menembak saya atau apa pun saya akan menjadi dokter," imbuhnya.
Jalur Gaza adalah sebidang tanah seluas 140 mil persegi yang
menampung 2 juta orang yang telah berada di bawah blokade Israel sejak 2007.
Baca Juga:
Protes Keras, Israel Kumpulkan Dubes Negara-negara Pendukung Palestina Jadi Anggota PBB
Lebih dari 200 orang diperkirakan tewas di kota itu setelah
serangan udara berulang kali yang dilancarkan Israel, termasuk 61 anak-anak.
Sedangkan diperkirakan 12 orang telah tewas di Israel
sebagai akibat dari serangan sekitar 3.300 roket dari Hamas sejak awal konflik,
termasuk dua anak, menurut laporan pihak berwenang.
Hamas, yang menguasai kota Gaza, dianggap sebagai organisasi
teroris oleh Israel dan Amerika Serikat (AS).
Baca Juga:
AS Gelontorkan Bantuan Militer Senilai Rp 421 Triliun ke Israel
Untuk pertama kalinya, Presiden AS Joe Biden menyerukan
gencatan senjata antara Israel dan Hamas, menyusul percakapan teleponnya dengan
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Tapi serangan terus berkecamuk.
Serangan terbaru adalah hasil dari peningkatan kekerasan
selama sebulan, tetapi ketegangan antara kedua negara berasal dari generasi ke
generasi dan berakar pada pendudukan Inggris di Palestina setelah Perang Dunia
Pertama. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.