WahanaNews.co | Rusia dikabarkan bersiap untuk angkat kaki dari Kherson delapan bulan setelah menduduki wilayah itu.
Meski begitu para pejabat Ukraina tetap berhati-hati. Apalagi, pihak Ukraina pun tidak bisa mengonfirmasi kabar soal Rusia tarik mundur pasukannya.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Melandir dari CNBC Indonesia, kepada BBC, warga Ukraina bernama James mengatakan, "Kebebasan ada di udara. Namun ada rasa takut yang memuncak, saat pasukan Rusia mundur apa yang dilakukan setelahnya", dikutip Kamis (10/11/2022).
Akhir Oktober lalu, pejabat yang ditunjuk Rusia mulai mengevakuasi warga sipil dan pembebasan kota semakin dekat.
"Orang-orang mulai berbicara bahasa Ukraina. Mereka takut untuk berbicara satu sama lain sebelumnya," ungkap James.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Salah satu momen simbolis adalah saat tim Rusia datang di Katedral St Catherine abada ke-18 di kota itu.
Bertujuan untuk memindahkan tulang-tulang Pangeran Grigoty Potemkin, yang bertanggung jawab menjajah Ukraina Selatan karena kekasihnya Catherine the Great.
Di beberapa tepi sungai, perahu diminta dan dalam beberapa kasus dihancurkan. Dalam video di media sosial berisi hewan dari kebun binatang Kherson dipindahkan ke Krimea.
Di tepi kiri Dnipro, citra satelit menunjukkan garis pertahanan Rusia yang baru digali membentang sejauh 100 mil di sepanjang Dnipro, dari atas bendungan di Nova Kakhovka hingga Laut Hitam.
Sementara itu berbulan-bulan setelah perang pecah antar kedua negara, diperkirakan 100 ribu tentara masing-masing tewas atau terluka.
Perkiraan ini berasal dari kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley yang menyebutkan sekitar 40 ribu warga tewas terjebak konflik dua negara.
Namun laporan Rusia pada bulan September menyebutkan jumlah yang jauh sedikit. Yakni 5.937 tentara tewas sejak perang kedua negara pecah, dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu menolak laporan mengenai jumlah korban tewas jauh lebih tinggi.
Dia juga menambahkan Ukraina bersedia berdiskusi dengan Rusia untuk bernegosiasi. Dalam beberapa hari terakhir, Ukraina memang mengisyaratkan bersedia mengadakan diskusi dengan Moskow, setelah Presiden Volodymyr Zelensky menuntut Vladimir Putin dicopot untuk melanjutkan perbincangan. [tum]