WahanaNews.co, Jakarta - Kabinet perang Israel pada Sabtu (24/2/2024) malam waktu setempat, menyetujui kelanjutan perundingan tentang perdamaian dan pengiriman perunding ke Qatar untuk membahas pengamanan gencatan senjata dalam perang melawan Hamas di Gaza, Palestina.
Seperti dikutip Euronews, perundingan di Qatar nanti juga membicarakan soal pengembalian sandera yang ditahan di Gaza. Delegasi tersebut sebelumnya bertemu di Paris, dengan mediator dari AS, Qatar, dan Mesir.
Baca Juga:
Perkumpulan Tahanan Palestina: 61 Jurnalis Ditahan di Penjara Israel Sejak Agresi
Seorang pejabat senior Mesir yang terlibat dalam mediasi antara Israel dan Hamas bersama Qatar mengungkapkan bahwa rancangan kesepakatan tersebut mencakup pembebasan sekitar 40 sandera perempuan dan lebih tua yang ditahan di Gaza dengan imbalan hingga 300 tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel, terutama perempuan, anak di bawah umur, dan orang tua.
Berbicara secara anonim untuk membahas negosiasi yang sedang berlangsung, pejabat Mesir tersebut menguraikan usulan penghentian pertempuran selama enam minggu.
Selama periode ini, diperkirakan ratusan truk bantuan akan diizinkan memasuki Gaza setiap hari, termasuk ke wilayah utara, wilayah yang diblokade Israel.
Baca Juga:
Usai Puluhan Tentara Ogah Balik Perang ke Gaza, Israel Kalang Kabut
Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan perundingan selama jeda ini, dengan tujuan memfasilitasi pembebasan sandera tambahan dan pada akhirnya mencapai gencatan senjata permanen.
Namun, terlepas dari upaya diplomatik ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan rencana untuk menyetujui rencana operasional serangan di Rafah dalam beberapa hari mendatang, termasuk rincian mengenai evakuasi warga sipil.
Kepala Staf Umum IDF Herzi Halevi pada Sabtu (24/2/2024), menyebut daerah lain di Jalur Gaza akan "dikunjungi kembali" oleh tentara IDF, yang akan melakukan pencarian ekstensif terhadap para sandera dan pemimpin Hamas.
Namun, para perunding dihadapkan pada tenggat waktu tidak resmi yang akan dimulai sekitar tanggal 10 Maret 2024, awal bulan puasa Ramadan.
Di tengah pembicaraan diplomatik, ketegangan terjadi di Israel ketika polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan demonstran di Tel Aviv.
Protes tersebut ditujukan terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dengan pengunjuk rasa menyerukan pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza oleh militan Hamas.
[Redaktur: Sandy]