Setiap motif pada busana ini membawa cerita tentang kebijaksanaan nenek moyang, ikatan komunitas, dan berkah spiritual yang diwariskan dari generasi ke generasi.
”Saat koleksi Ulos Sitolu Huta menghiasi runway di seluruh dunia, ia membawa semangat Pulau Samosir, mengingatkan kita akan keindahan dan ketahanan yang ditemukan dalam merangkul akar kita,” kata Merdi Sihombing dalam keterangannya, dikutip Jumat (14/6/2024).
Baca Juga:
100 Tahun Sitor Situmorang: Napak Tilas Sang Penyair Melalui Panggung Opera Batak
Menurut Merdi, karya ini menunjukkan kekuatan transformative fashion, yang tidak hanya berperan dalam mempercantik tubuh tetapi juga dalam mengangkat semangat dan menghubungkan kita dengan warisan budaya nenek moyang.
Terlebih, ulos Batak bukan hanya sekadar kain biasa, melainkan memiliki nilai simbolik yang mendalam dalam budaya Batak.
Setiap motif dan pola pada kain Ulos memiliki makna filosofis, menceritakan tentang kebijaksanaan leluhur, nilai-nilai kehidupan, serta ikatan sosial dan spiritual dalam masyarakat Batak.
Baca Juga:
Mengapa Suku Batak Menjadi Pencetak Sarjana Terbanyak?
Ulos Batak juga dikenal dengan teknik tenunnya yang rumit dan memakan waktu. Proses pembuatannya dilakukan secara tradisional dengan menggunakan alat tenun manual, serta pewarnaan alami yang berasal dari tumbuhan.
Hasilnya adalah kain dengan corak geometris yang indah dan warna-warna alami yang kaya.
“Bagi saya, fashion adalah sarana yang sangat kuat untuk mengekspresikan budaya dan menceritakan kisah. Melalui karya-karya saya, saya berupaya untuk menjaga dan merayakan keindahan warisan kita sambil mendorong batas-batas kreativitas,” tutur Merdi.