WahanaNews.co | Secara terang-terangan mengampanyekan hak-hak perempuan dan kebebasan dasar di negaranya, pesepakbola Iran Amir Nasr-Azadani dijatuhi hukuman mati.
FifPro, serikat pemain internasional, mengatakan "terkejut dan muak" dengan laporan tersebut dan menyerukan agar hukuman atas pesepakbola profesional itu dicabut.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Beberapa mantan dan pemain sepak bola saat ini di Iran telah menyerukan pembebasan Nasr-Azadani, yang sebelumnya bermain di untuk tim Rah-Ahan, Tractor dan Gol-e Rayhan.
Namun mereka yang mewakili Iran di Piala Dunia 2022 di Qatar sejauh ini belum angkat bicara.
Ada protes anti-pemerintah yang meluas di Iran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini. Wanita berusia 22 tahun itu meninggal dalam tahanan pada September setelah ditahan karena diduga tidak mengikuti aturan berpakaian wanita di negara tersebut.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Di Piala Dunia di Qatar, tim Iran berdiri diam ketika lagu kebangsaan dimainkan sebelum kekalahan 6-2 dari Inggris pada 21 November.
Gestur itu secara luas ditafsirkan sebagai sebagai bentuk ekspresi dukungan untuk protes atas tindakan keras pemerintahnya kepada pengunjuk rasa yang menyuarakan kebebasan perempuan di Iran.
Pada Senin (12/12/2022), Kantor berita Mizan melaporkan orang kedua telah dieksekusi di depan umum pada minggu lalu, atas nama Majid Reza Rahnavard.