“Kapal-kapal selam... hanya punya satu trik besar. Mereka diam-diam. Tetapi jika, dalam suatu konflik, sebuah kapal selam dapat dideteksi, ia akan mati,” katanya.
Dalam sebuah esai singkat yang diterbitkan oleh Defense Connect, dia menjelaskan apa artinya ini bagi mesin yang sangat kompleks dan mahal tersebut.
Baca Juga:
Rusia Berencana Memindahkan Kapal Selam Nuklir ke Semenanjung Laut Pasifik
Bradbury mengatakan dia dan tim analis mengidentifikasi serangkaian tren teknologi yang dapat memengaruhi perang kapal selam.
Kesimpulan yang dibantu artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, katanya, memprediksi lautan akan menjadi "transparan" pada tahun 2050-an.
“Lautan transparan akan menjadi hasil dari integrasi mendatang dari sistem penginderaan yang belum dikembangkan, dan kemungkinan akan bersatu, ketika itu terjadi, dengan cepat,” katanya memperingatkan.
Baca Juga:
Australia Belanja Kapal Selam Nuklir AS, China: Salah dan Berbahaya
“Era kapal selam kemungkinan akan berakhir dengan ledakan, bukan rengekan," ujarnya, seperti dikutip news.com.au, Senin (27/9/2021).
Sayangnya, untuk Australia, Profesor Bradbury percaya peristiwa tingkat kepunahan ini akan terjadi pada tahun 2050.
Itu adalah tamparan keras di tengah jadwal pengiriman proyek pertahanan terbesar dan termahal negara itu yang pernah ada.