"Mercenary (tentara bayaran), sebuah kata yang coba dilampirkan oleh para idiot kepadanya, memiliki arti hukum yang jelas," tulis akun tersebut.
Tweet ini mengutip definisi Konvensi Jenewa, yang mencantumkan salah satu kriteria untuk mengidentifikasi tentara bayaran sebagai bukan anggota angkatan bersenjata dari suatu pihak dalam konflik.
Baca Juga:
Profil Keir Starmer, Perdana Menteri Inggris yang Baru Gantikan Rishi Sunak
Menurut media pemerintah Rusia TASS, Rusia telah menyatakan bahwa tentara bayaran asing yang bertempur di Ukraina tidak akan diperlakukan sebagai tawanan perang di bawah hukum internasional.
"Paling-paling, mereka bisa dituntut sebagai penjahat," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov, seperti dikutip TASS.
Menurut The Guardian, Aslin sebelumnya bertempur bersama unit YPG Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS) di Suriah melawan ISIS dari 2015 hingga 2017.
Baca Juga:
Kalah Telak, PM Inggris Rishi Sunak Tinggalkan Kursi Pimpinan Partai
Mariupol, kota di selatan Ukraina, telah dikepung selama lebih dari 40 hari, dengan sebagian besar kota telah jatuh ke tangan separatis yang didukung Rusia atau pasukan Kremlin.
Walikota Mariupil Vadym Boychenko memperkirakan bahwa 90% infrastruktur kota itu telah hancur dan sedikitnya 10.000 warga sipil tewas akibat pertempuran tersebut. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.