Fenomena pemanasan laut seperti ini kini kian sering terjadi di berbagai belahan dunia dan dianggap sebagai bukti nyata perubahan pola iklim global.
Ahli meteorologi Shel Winkley dari Climate Central menjelaskan bahwa suhu laut yang sangat panas di Karibia saat ini memiliki peluang 500 hingga 700 kali lebih besar untuk terjadi akibat perubahan iklim.
Baca Juga:
Siklon Tropis, Ledakan Energi Laut yang Berpotensi Jadi Badai
Ia menambahkan, analisis lembaganya memperkirakan bahwa perubahan iklim telah meningkatkan kecepatan angin maksimum Melissa sekitar 16 kilometer per jam.
Menurut Winkley, peningkatan kecepatan angin tersebut dapat menyebabkan biaya kerusakan melonjak hingga 50 persen. Ia juga menyoroti tren berbahaya di musim badai tahun ini.
“Empat dari lima badai di musim 2025 telah mengalami intensifikasi cepat yang ekstrem,” ujarnya.
Baca Juga:
Gas Rumah Kaca Melonjak, Indonesia Hadapi Ancaman Hujan Ekstrem dan Badai Tropis
Dengan kekuatan luar biasa, dampak besar, dan pergerakan lambatnya, Badai Melissa kini menjadi simbol nyata dari semakin parahnya dampak perubahan iklim di kawasan tropis.
Para pakar memperingatkan bahwa fenomena cuaca ekstrem seperti ini kemungkinan akan menjadi “normal baru” di masa depan jika tren pemanasan global tidak terkendali.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.