WahanaNews.co | Lonjakan
kasus covid-19 telah memicu turunnya harga minyak mentah global turun pada
perdagangan Jumat (20/8).
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Melansir Antara, Senin (23/8), minyak mentah West Texas
Intermediate (WTI) pengiriman September turun US$1,37 atau hampir 2,2 persen
menjadi US$62,32 dolar barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX).
Sedangkan, minyak Brent untuk pengiriman Oktober turun
US$1,27 per barel atau 1,9 persen menjadi US$65,18 per barel di London ICE
Futures Exchange.
Dalam sepekan, dua harga patokan minyak mentah global
tersebut merosot cukup dalam. Tercatat, minyak WTI jatuh 8,9 persen, sementara
Brent turun 7,7 persen.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Analis energi Commerzbank Research Carsten Fritsch
mengatakan jatuhnya harga minyak dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap
kenaikan kasus covid-19 global. Pasar khawatir penyebaran pandemi akibat varian
delta memperlambat pemulihan permintaan minyak.
"Kami melihat penurunan harga ini berlebihan. Sejauh
ini, kekhawatiran permintaan di benak sebagian pelaku pasar menjadi penyebabnya
(penurunan harga)," ujarnya.
Sentimen negatif lainnya, Badan Energi Internasional (IEA)
menurunkan prospek minyak mentah selama sisa tahun ini akibat pandemi. Selain
itu, IEA mencatat
pertumbuhan permintaan tiba-tiba berbalik arah pada Juli
2021 usai menguat pada Juni 2021
Pengawas energi internasional itu juga memperkirakan ada
surplus pasokan cukup besar pada tahun depan jika OPEC+ tetap pada rencananya.
Dilansir dari Reuters, pada Juli 2021 lalu, OPEC+ sepakat
untuk meningkatkan produksi sebesar 400 ribu barel per hari per bulan mulai
Agustus mendatang.
Sumber Reuters mengungkapkan OPEC+ dijadwalkan menggelar
pertemuan pada 1 September untuk meninjau kebijakannya. Keputusan OPEC+ akan
mengacu pada data-data terbaru pasar minyak mentah. [rin]