WahanaNews.co | Kabar meninggalnya mantan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Nayef, membuat gempar publik.
Namun, hingga saat ini, kabar meninggalnya Mohammed bin Nayef belum ada yang bisa mendapatkan informasinya.
Baca Juga:
Aturan Arab Saudi, Jemaah Umrah Indonesia Wajib Vaksin Meningitis
Kabar tersebut mendapat reaksi keras dari tokoh oposisi Arab Saudi, yakni Abdul Rahman Razi al-Sahimi.
Ia, dalam sebuah posting-an di halaman Twitter-nya, meminta bukti keberadaan tokoh penting Saudi yang akhirnya jadi rival berat klan Raja Salman itu.
Ia mendesak dipublikasikannya Mohammed bin Nayef di penjara, lengkap foto-audio, video, dan tanggal yang tepat untuk membuktikan dia masih hidup.
Baca Juga:
Tokoh Muslim Sanjung Toleransi Ratu Elizabeth II
Awal tahun ini, sumber media Arab melaporkan, Pangeran Mohammed bin Nayef berada dalam kondisi kritis dan hampir meninggal.
Akun Twitter al-Ahd al-Jadid berbahasa Arab, mengutip sumber yang mengatakan pada Juli, bin Nayef menderita diabetes parah dan belum menerima pengobatan apa pun.
Kondisi sulit ini disebut menyebabkan dia kehilangan hampir 22 kilogram berat badan.
Dia juga menderita depresi berat dan gangguan mental.
Mohammed bin Nayef kabarnya telah disiksa secara parah, kakinya diikat, dua agen telah memukulinya sehingga memar di sekujur tubuhnya.
Dia dilarang tidur dan dibiarkan begitu saja dalam posisi tangan dan kakinya diikat dan ditutup matanya selama beberapa hari.
Bin Nayef, menurut al-Ahd al-Jadid, mengalami kematian bertahap dan tujuannya adalah untuk membuat kematiannya terlihat alami.
Pangeran Mohammed bin Nayef (62) semula adalah putra mahkota dan menjabat Mendagri Arab Saudi, hingga Raja Salman memelorotkannya.
Setelah lolos dari empat upaya pembunuhan, Bin Nayef ditangkap pada Maret 2020 oleh Pangeran Mohammad bin Salman (MBS), ketika pemimpin de facto Saudi mengkonsolidasikan kekuatan.
Bin Nayef Ditahan Tanpa Tuduhan
Sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada NBC News pada akhir Juni, ada bukti bin Nayef ditahan baru-baru ini di kompleks pemerintah di sebelah Istana al-Yamamah di Riyadh.
Lokasi penahanannya hanya hanya beberapa ratus meter dari tempat Pangeran MBS biasa menjamu pejabat asing.
Dua orang yang mengetahui situasinya, yang meminta identitasnya dilindungi, mengatakan, Bin Nayef terakhir tidak bisa berjalan tanpa bantuan.
"(Dia) tidak diizinkan keluar dan dibatasi di wilayahnya sendiri," kata salah satu sumber.
"Selama hari itu, dia tidak melihat siapa pun dan tidak diizinkan mengakses dokter pribadi atau perwakilan hukumnya," katanya.
Persaingan sengit terjadi di lingkaran elite kerajaan Saudi yang masih satu klan.
Kemunculan Pangeran Mohammad bin Salman sebagai putra mahkota menghadirkan serangkaian tindakan keras yang selama ini belum pernah terjadi.
Jauh sebelum geger suksesi kerajaan, Putra Mahkota Saudi, Nayef bin Abdul Aziz al-Saud, lebih dulu meninggal sebelum ia menerima kekuasaan dari Raja Abdullah.
Tokoh kuat Saudi yang menjabat Mendagri dan memimpin perang melawan Al Qaeda meninggal di Jenewa, Swiss, pada 16 Juni 2012.
Meninggalnya Nayef membuat jalan Pangeran Salman bin Abdul Aziz al Saud menuju kursi raja jadi lempang sepeninggal raja Abdullah.
Pangeran Salman saat itu menjabat Gubernur Riyadh, sebelum kemudian didapuk jadi Menteri Pertahanan.
Seperti Pangeran Nayef, Pangeran Salman adalah satu di antara sekelompok bersaudara yang disebut Sudeiri tujuh, semuanya lahir dari Hassa al-Sudeiri.
Perempuan ini istri favorit Raja Abdul Aziz al-Saud, yang mendirikan kerajaan Saudi pada 1932.
Pangeran Salman diyakini memiliki masalah punggung, tetapi tidak ada penyakit yang mengancam jiwa.
“Pangeran Nayef adalah tokoh besar dalam sistem selama 40 atau 50 tahun terakhir,” kata Khalid al-Dakhil, seorang analis politik Saudi.
Jenazah Nayef Disimpan di Rumah Sakit
Kabar meninggalnya mantan Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Nayef, telah menggemparkan publik.
Apalagi, selama ini Mohammed bin Nayef dikenal sebagai salah satu calon menduduki tahta kerajaan Arab Saudi.
Ia bahkan menjadi saingan berat Putra Mahkota, Mohammed bin Salman.
Mohammed bin Nayef dikabarkan meninggal dunia secara tragis.
Diketahui, selama ini Nayef telah dipenjara oleh otoritas Kerajaan Arab Saudi, tanpa ada kesalahan dan tanpa diadili.
Di dalam penjara, Nayef yang merupakan anggota kerajaan Arab Saudi itu diperlakukan tak manusiawi.
Dia disiksa secara sadis hingga mengalami sakit dan depresi berat.
Kabar meninggalnya Mohammed bin Nayef dikabarkan oleh media asal Iran, Fars News Agency (FNA).
FARS mengutip informasi yang dipublikasikan situs web Saudileaks, Senin (22/11/2021).
Mohammed bin Nayef meninggal beberapa hari lalu, namun pengadilan kerajaan Saudi belum mengumumkan kematiannya.
Jenazahnya sampai berita itu diunggah FARS dan Saudileaks, masih tersimpan di instalasi jenazah sebuah rumah sakit di Riyadh.
Informasi ini belum ada klarifikasi dari sumber resmi kerajaan Saudi, dan verifikasi independen belum ada yang berhasil melakukan.
Maklum, diketahui, informasi tentang keluarga kerajaan Arab Saudi sangatlah ketat dan rahasia. [qnt]