WahanaNews.co | Negara-negara Barat diminta berbuat lebih banyak untuk membantu membuka blokir pelabuhan Ukraina di Laut Hitam.
Hal itu penting agar Ukraina bisa kembali mengekspor gandum, logam, dan produk pertambangan.
Baca Juga:
Bom Truk Koyak Jembatan Krimea, Tiga Orang Tewas
Demikian disampaikan Wakil Kepala Kantor Presiden Volodymyr Zelenskiy, Rostyslav Shurma.
Dia mengatakan, masalah logistik yang terkait dengan perang dengan Rusia, terutama di pelabuhan Odessa, memukul ekspor dan menyebabkan arus masuk mata uang ke Ukraina turun menjadi sekitar 2,5 miliar dolar AS (sekitar Rp37,6 triliun) per bulan dari sekitar 7 miliar dolar AS (sekitar Rp105,2 triliun) sebelum perang.
"Kami sedang berproses dengan PBB mencoba untuk membuka blokir proses ini, tetapi saya pikir kami membutuhkan langkah-langkah yang lebih tegas dari mitra Barat kami untuk membuka blokir Laut Hitam," kata Shurma di sela-sela Ukraine Recovery Conference, Selasa (5/7/2022).
Baca Juga:
Soal Dialog Damai, Zelensky Minta Rusia Ganti Presiden Dulu
Dia mengatakan, ekonomi Ukraina telah menyusut 30-40 persen sejak Rusia menyerang negara itu pada 24 Februari 2022, dan penting bagi Ukraina untuk memiliki akses ke pendanaan.
"Sangat penting untuk mendapatkan 5 miliar dolar AS per bulan karena jika tidak, dalam satu atau dua bulan, akan sangat sulit untuk menjaga keseimbangan seluruh sistem," kata Shurma.
"Biaya uang ke Ukraina akan sangat tinggi dan tidak ada proyek yang akan membayar kembali biaya dana untuk Ukraina," kata dia.