Pada
1939, saat Eropa berada di ambang perang, Freddie membawa pengungsi Yahudi ke
rumah mereka.
Kakak
beradik itu meneladani ajaran ibu mereka.
Baca Juga:
Bantai Wanita dan Anak-anak, Erdogan sebut Kebiadaban Israel Mirip Nazi
"Jika
kamu membantu orang lain, seperti pengungsi, kamu harus berkorban untuk diri
kamu sendiri," kata Jeroen Pliester, Kepala National Hannie Schaft Foundation.
"Saya
pikir itu adalah salah satu pendorong utama mereka, prinsip moral yang tinggi
dan kesiapan ibu mereka untuk bertindak pada saat yang benar-benar
penting," lanjutnya.
Pada
Mei 1940, Nazi mulai menginvasi Belanda hingga akhir Perang Dunia II.
Baca Juga:
Ribut dengan Rusia, Diam-diam Israel Bantu Ukraina
Kelurga
itu kemudian mendistribusikan surat kabar dan pamflet anti-Nazi untuk
perlawanan.
"Kami
juga menempelkan peringatan di poster Jerman di jalan yang memanggil pria untuk
bekerja di Jerman," ujar Freddie, dalam wawancara dengan antropolog, Ellis Jonker, yang dimuat di buku Under Fire: Women and World War II.
Freddie
mengenang momen itu, "(setelah menyebar pamflet) Dan kemudian kita akan
segera pergi, dengan sepeda kita."