"Dan
belajar menembak, untuk menembak Nazi," tambahnya.
"Saya
ingat saudara perempuan saya berkata, 'Ya,
itu adalah sesuatu yang belum pernah saya lakukan sebelumnya"!"
lanjutnya.
Baca Juga:
Bantai Wanita dan Anak-anak, Erdogan sebut Kebiadaban Israel Mirip Nazi
Seperti
yang dikatakan sang komandan, Freddie dan Truus belajar menembak Nazi.
Kemudian,
mereka mulai melakukan misi pembunuhan.
Dalam
suatu misi, Truus telah membujuk seorang perwira Schutzstaffel (SS) ke dalam hutan, sehingga seorang dari kelompok
perlawanan dapat menembaknya.
Baca Juga:
Ribut dengan Rusia, Diam-diam Israel Bantu Ukraina
Kemudian,
mereka fokus pada pembunuhan kolaborator Belanda yang menangkap atau
membahayakan pengungsi dan anggota perlawanan Yahudi.
"Mereka
bukan gadis-gadis biasa," kata Bas von Benda-Beckmann, mantan peneliti di
Institut Studi Perang, Holocaust, dan Genosida Belanda.
"Ada
banyak perempuan yang terlibat dalam perlawanan di Belanda, tetapi tidak
sebanyak yanag dilakukan gadis-gadis ini. Tidak banyak contoh wanita yang
benar-benar menembak kolaborator itu sendiri," terang Freddie, yang
dikenal sangat pandai dalam membuntuti target atau mengawasi selama misi,
karena dia terlihat sangat muda dan tidak mudah dicurigai, menurut riwayatnya
dalam cerita dunia.