"Kondisi rumah sakit terkena di selang pipa distributor daripada oksigen konsentrat. Jadi ada pusat oksigen konsentrat, ada pipa distribusinya itu terkena serangan bom. Namun demikian, dalam proses perbaikan ya, dan sampai sejauh ini operasional rumah sakit relatif masih bisa berproses dengan cukup baik," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim dan juga Presidium MER-C Faried Thalib mengatakan basement RS juga digunakan untuk penyimpanan alat kesehatan. Ia mengingatkan bagaimana rumah sakit dan tempat pendidikan yang tak boleh tersentuh konflik perang.
Baca Juga:
Trump Minta Gaza ‘Dikosongkan’, PBB dan Dunia Arab Pasang Badan untuk Palestina
"Rumah sakit ini memang didesain sejak awal untuk bisa tetap beroperasi walaupun tidak ada suplai. Makanya fungsi basement itu untuk menyimpan deposit supporting rumah sakit," kata dia.
"Lalu dilengkapi dengan dua genset besar, tapi memang kalau gensetnya dibom ya selesai. Tapi itu kan ada aturan dunia ya rumah sakit dan tempat pendidikan tidak boleh disentuh walau dalam keadaan perang. Memang itu desain rumah sakit ini bisa bekerja 3-4 bulan ke depan," sambungnya.
Dia berharap bahwa Rumah Sakit Indonesia di Gaza tetap dapat menjalankan operasinya. Namun, dia mencatat bahwa mereka masih membutuhkan bantuan, mengingat bahwa dalam keadaan normal pun rumah sakit tersebut sudah sering kesulitan dalam menangani penduduk Gaza.
Baca Juga:
Presiden Trump Konfirmasi Bom Seberat 2.000 pon Dalam Perjalanan Menuju Israel
"Dalam situasi normal, rumah sakit kita sudah menghadapi kesulitan dalam merawat penduduk Gaza. Kondisi Gaza telah terkurung dan terblokade selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, kami berharap agar rakyat Indonesia yang telah mempercayakan kami, baik melalui MER-C maupun lembaga lainnya, dapat memberikan bantuan dengan maksimal," ungkapnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.