Di sisi lain, Hamas membenarkan serangannya pada 7 Oktober di Israel selatan. Namun disebut pula bahwa ada sejumlah kesalahan yang terjadi.
"Karena runtuhnya sistem keamanan dan militer Israel dengan cepat, dan kekacauan yang terjadi di sepanjang wilayah perbatasan dengan Gaza," ujar Hamas.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Tetapi, Hamas menegaskan serangan itu adalah langkah yang diperlukan. Ini menjadi respons normal untuk menghadapi semua konspirasi Israel terhadap rakyat Palestina.
Sementara itu di sisi lain, Inggris mengaku kecewa dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan serangakaian pernyataan Netanyahu yang menolak negara Palestina sangat "mengecewakan".
"Saya pikir mengecewakan mendengar Benjamin Netanyahu mengatakan dia tidak percaya pada solusi dua negara. Sejujurnya, dia mengatakan itu sepanjang karir politiknya, sejauh yang saya tahu," tegasnya dalam wawancara dengan Sky News, Minggu.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
"Saya percaya solusi yang dapat ditemukan hanyalah melalui pendekatan dua negara," katanya.
"Inggris secara tegas akan tetap memegang komitmen terhadap solusi dua negara dan tidak mempertimbangkan opsi lain," dijelaskannya.
Pernyataan ini muncul setelah juru bicara Netanyahu mengungkapkan isi pembicaraan telepon terbaru antara Perdana Menteri Israel dan Presiden AS Joe Biden selama akhir pekan.