"Mencapai perkembangan pesat kekuatan Angkatan Laut kita... merupakan prioritas yang tidak bisa ditunda mengingat ... gerakan agresif dan tindakan militer musuh baru-baru ini," tegas Kim Jong Un, yang tampaknya merujuk pada Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel).
Para analis pertama kali melihat tanda-tanda pembangunan setidaknya satu kapal selam baru tahun 2016 lalu, dan tahun 2019, media pemerintah Pyongyang menunjukkan Kim Jong Un sedang menginspeksi kapal selam yang tidak pernah dilaporkan sebelumnya.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Saat itu disebutkan bahwa kapal selam itu dibangun di bawah 'perhatian khusus' Kim Jong Un dan akan beroperasi di perairan lepas pantai timur.
Media pemerintah Korut, pada saat itu, tidak menjelaskan soal sistem persenjataan kapal selam tersebut juga tidak mengatakan di mana dan kapan inspeksi itu dilakukan.
Namun para analis menyebut ukuran kapal selam baru tersebut mengindikasikan itu dirancang untuk membawa muatan rudal.
Baca Juga:
Rudal Balistik Houthi Gempur Tel Aviv, Bantu Hizbullah Perangi Israel
Belum diketahui secara jelas soal rudal jenis apa yang akan dipasang untuk mempersenjatai kapal selam terbaru Korut itu. Beberapa waktu terakhir, Pyongyang menggelar uji tembak sejumlah rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) dan rudal jelajah yang bisa ditembakkan dari kapal selam.
Tidak diketahui juga apakah Korut telah sepenuhnya mengembangkan hulu ledak nuklir versi miniatur yang diperlukan untuk rudal-rudal buatannya. Para analis mengatakan bahwa langkah menyempurnakan hulu ledak yang lebih kecil kemungkinan besar akan menjadi tujuan utama jika Korut melanjutkan uji coba nuklirnya.
Korut memiliki armada kapal selam yang besar, namun hanya kapal selam rudal balistik eksperimental 8.24 Yongung yang diketahui telah meluncurkan rudal.