Pada akhir April, kelompok aktivis pembelot Korut yang berbasis di Korsel, Fighters for Free North Korea (FFNK), mengeklaim telah mengirim balon besar yang membawa selebaran anti-Korut melintasi perbatasan.
Kelompok itu juga mengatakan telah mengirim balon yang membawa pasokan medis seperti Tylenol dan Vitamin C ke Utara pada Juni selama wabah Covid-19 di negara itu.
Baca Juga:
Militer Korea Selatan Siarkan K-Pop dan Berita untuk Serangan Psikologis
Kedua pengiriman dikirim tanpa persetujuan yang diperlukan dari otoritas Korsel.
Menanggapi laporan Korut, pemerintah Korsel membantah kemungkinan penyebaran Covid-19 melalui selebaran yang dikirim dari Seoul, mengutip pakar kesehatan lokal dan internasional tentang risiko rendah.
Wakil juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Cha Deok-cheol, mengatakan dalam sebuah pengarahan, Jumat (1/7/2022), bahwa pemerintah telah berulang kali meminta kelompok itu untuk berhenti mengirim balonnya melewati perbatasan, sebab pemerintah sedang mengerjakan kerja sama antar-Korea untuk menangani masalah tersebut.
Baca Juga:
Waspadai Pencurian Tinja, Pemimpin Korut Bawa Toilet Kemanapun Pergi
Sebelum Mei, Korut tidak mengakui adanya kasus virus Corona, meskipun hanya sedikit yang percaya bahwa negara berpenduduk sekitar 25 juta orang itu dapat terhindar dari virus tersebut selama lebih dari dua tahun.
Sejak mengakui infeksi pertamanya pada Mei, Korut telah melaporkan lebih dari 4,7 juta "kasus demam", tetapi mengeklaim sebagian besar telah pulih sepenuhnya.
Sulit untuk memverifikasi secara independen jumlah kasus dan pemulihan yang dilaporkan media pemerintah Korut karena kurangnya media independen di negara tersebut.