Pemerintah negara tersebut dengan sengaja membiarkan mata uang peso anjlok lebih dari 50% menjadi 801 per dolar saat itu.
Devaluasi yang cepat ini merupakan bagian dari serangkaian langkah yang diumumkan oleh Menteri Ekonomi baru Luis Caputo pada Desember lalu. Ini juga mencakup pemotongan subsidi energi, pengurangan anggaran pemerintahan, dan penghentian tender pekerjaan umum dalam upaya mengurangi defisit hingga nol.
Baca Juga:
UU Perlindungan Konsumen: Berbagai Peraturan untuk Menjamin Hak Konsumen
Dolarisasi hingga Bank Sentral Bubar
Steve Hanke, profesor ekonomi terapan di Universitas Johns Hopkins, percaya bahwa solusi yang harus diambil adalah dengan Milei memenuhi janji kampanyenya untuk mendolarisasi perekonomian dan menghapuskan bank sentral. Ia menggambarkan langkah ini sebagai "jenis operasi yang paling efektif".
"Mereka tidak perlu mengulur waktu, jika mereka melakukan dolarisasi perekonomian dan menyingkirkan bank sentral- sesuatu yang Milei janjikan selama kampanyenya, maka masalah tersebut akan diperbaiki. Dan hal itu mungkin dilakukan, dan menurut saya hal itu sangat diinginkan," kata Hanke seperti dikutip CNBC International.
Baca Juga:
Ridwan Husein Mendorong Tindakan Tegas Pj Gubernur Aceh terkait Rekomendasi KASN dalam Polemik JPT Sekda
Hanke mengatakan bahwa pada tahun 1999 ia telah merancang undang-undang atas permintaan mantan Presiden Carlos Menem yang akan mendolarisasi perekonomian Argentina. Ekonom tersebut sebelumnya mengatakan bahwa dia telah melakukan kontak dekat dengan tim teknis Milei dan menggambarkan dirinya sebagai "penasihat informal" dalam isu-isu seperti dolarisasi.
"Kami tidak akan membicarakan hal ini, dan mereka tidak akan mengalami gagal bayar berulang kali jika mereka melakukan dolarisasi pada tahun 1999. Namun bagaimanapun juga, sepertinya Milei telah mengesampingkan masalah dolarisasi dan saya pikir itu akan mengakhiri Milei. Ini kesalahan fatal," kata Hanke.
"Mereka tidak akan pernah bisa keluar dari situasi ini dengan bermain-main dengan rekayasa keuangan ini, berusaha keras dan mencoba menerapkan program Dana Moneter Internasional (IMF) yang benar-benar standar. Program-program ini tidak berhasil dan mereka mempunyai sejarah tidak berhasil," tambahnya.