Dari pertengahan September hingga akhir Oktober, curah hujan di negara itu terjadi setara rata-rata atau sedikit di bawah rata-rata.
Fenomena ini membuat kelembapan tanah di negara itu berkurang dan memungkinkan terjadinya kegiatan panen.
Baca Juga:
Meski Tertutup, Korea Utara Tetap Bisa Dipantau Media Korea Selatan
Kelembapan tanah dan banjir yang melanda ladang tanaman di Korut membuat hasil panen negara itu berkurang drastis.
Tak hanya itu, cuaca berawan yang terjadi menyebabkan proses fotosintesis yang dilakukan tanaman untuk berkembang menjadi tak maksimal.
Korut sendiri mengalami krisis keamanan pangan sejak lama.
Baca Juga:
Diduga Hasil Barter dengan Moskow, Kim Jong Un Pamer Rudal Baru
Beberapa peneliti membeberkan alasan krisis antara lain akibat salah urus ekonomi.
Kondisi ini diperparah dengan sanksi internasional untuk Korut akibat senjata nuklir, bencana alam, dan pembatasan akibat pandemi Covid-19.
Kim sebelumnya mengakui bahwa situasi pangan di negaranya memang tak baik-baik saja.