WahanaNews.co | Sayap militer kelompok Hamas Palestina, Brigade Ezzeddine Al-Qassam, merilis rekaman video yang memperlihatkan petempurnya menggunakan rudal darat ke udara, melawan serangan udara Israel.
Pesawat-pesawat tempur Israel diluncurkan, pada Minggu (4/12/2022) subuh ke beberapa lokasi di Jalur Gaza.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Koresponden Al Mayadeen di Gaza melaporkan pesawat tempur Israel melancarkan serangkaian serangan udara di situs Qadisiyah – sebuah situs perlawanan di sebelah barat Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan.
Pesawat-pesawat tempur Israel juga menyerang ladang pertanian di distrik timur Rafah, di Jalur Gaza selatan, sebelum serangan udara baru menyerang timur Khan Yunis.
Kelompok perlawanan Palestina mengerahkan sistem pertahanan udaranya melawan jet-jet tempur Israel yang beterbangan di langit Jalur Gaza. Selain Meriam anti-pesawat, mereka menggunakan rudal darat ke udara SA-7.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Bersamaan dengan serangan udara Israel itu, sirene peringatan terdengar di permukiman di sekitar Jalur Gaza.
Pasukan Pendudukan Israel mengklaim serangan udara mereka menargetkan pusat pembuatan roket, dan sebuah terowongan.
Media Israel mengklaim Sabtu malam sebuah roket diluncurkan dari Jalur Gaza menuju wilayah pendudukan Palestina.
Roket tersebut, menurut media, mendarat di daerah terpencil, tanpa ada korban luka yang dilaporkan dari pihak Israel.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth mengatakan sebuah roket ditembakkan dari Jalur Gaza untuk pertama kalinya dalam sebulan dan untuk kedua kalinya sejak akhir babak terakhir agresi di Gaza.
Perlawanan Palestina pada Agustus mulai menanggapi agresi pendudukan Israel di Jalur Gaza dengan meluncurkan roket ke wilayah pendudukan Palestina.
Brigade Al-Quds, sayap militer PIJ, mengumumkan kesyahidan Taiseer Al-Jaabari, seorang komandan militer di Jalur Gaza utara.
Tak lama kemudian, semua faksi perlawanan Palestina mengeluarkan pernyataan mengutuk agresi pendudukan Israel dan pembunuhan tokoh dan pemimpin perlawanan, serta memperkuat persatuan perlawanan terhadap agresor Israel.
Brigade Al-Quds, sayap militer PIJ, mulai menanggapi agresi yang dilakukan oleh pendudukan Israel di Jalur Gaza, yang telah membunuh lebih dari selusin warga Palestina dan melukai puluhan lainnya.
Roket jatuh di area terbuka dekat perbatasan Jalur Gaza, tidak jauh dari (pemukiman) Nahal Oz, di barat laut gurun Al-Naqab.
Peluncuran roket dari Gaza terjadi sekitar tiga hari setelah pembunuhan terhadap Komandan Brigade Jenin Muhammad Ayman al-Saadi.
Kekerasan terus meningkat di Tepi Barat maupun Jalur Gaza yang terisolasi, menyusul peledakan bom di Jerusalem beberapa waktu lalu.
Pada 2 Desember, seorang petugas Polisi Perbatasan Israel menembak dan membunuh seorang pria Palestina yang diduga melakukan serangan penikaman di kota Hawara, Tepi Barat utara.
Polisi Perbatasan mengatakan dalam pernyataan awal salah satu timnya sedang beroperasi di Hawara ketika tersangka menyerang dengan pisau dan berhasil melukai seorang petugas.
Mereka menambahkan tersangka kemudian "dilumpuhkan" petugas lain.
Dalam pernyataan selanjutnya, polisi mengatakan tersangka mencoba memasuki kendaraan petugas Israel.
Ketika mencoba menerobos pintu yang terkunci, salah satu penumpang, seorang perwira militer yang sedang tidak bertugas, menembak dan tampaknya melukai pria itu.
Tersangka kemudian berlari ke petugas Polisi Perbatasan terdekat dan menikamnya.
Rekaman yang diposting ke media sosial menunjukkan seorang petugas Polisi Perbatasan mencoba untuk menangkap tersangka.
Petugas kemudian mengeluarkan pistol dan menembak empat kali dari jarak dekat, membunuh tersangka di tempat.
Petugas yang terluka dalam serangan penikaman dievakuasi untuk perawatan medis, begitu pula petugas yang kemudian membunuh tersangka.
Media Palestina mengidentifikasi tersangka penyerang sebagai Ammar Hamdi Muflih (22), yang sebelumnya berapi-api menyampaikan pernyataan terkait pembunuhan tokoh Jihad Islam Palestina.
Ketegangan tinggi di Tepi Barat selama setahun terakhir, yang menyaksikan operasi berulang di wilayah pendudukan oleh pasukan militer dan keamanan Israel.
Selama operasi, lebih dari 2.500 warga Palestina ditangkap dan sedikitnya 150 lainnya tewas.
Pembunuhan Muflih, yang telah menimbulkan reaksi dari Palestina, dapat mendorong lebih banyak serangan terhadap pasukan Israel di Tepi Barat. [rna]