Operasi tersebut menyasar dua kawasan favela terbesar, yaitu Complexo da Penha dan Complexo do Alemao, yang dikenal sebagai markas utama jaringan narkoba Comando Vermelho.
Suara tembakan dilaporkan terdengar hingga sekitar Bandara Internasional Rio, sementara asap tebal membumbung dari sejumlah titik kebakaran yang dipicu bentrokan.
Baca Juga:
Lula Terkejut, 132 Orang Tewas dalam Operasi Polisi Terburuk Sepanjang Sejarah Brasil
Kepanikan warga tidak terelakkan, banyak toko yang menutup paksa pintunya, dan lalu lintas di beberapa jalan utama terhenti total karena baku tembak yang terus berlanjut.
Gubernur Negara Bagian Rio de Janeiro, Claudio Castro, membenarkan bahwa operasi besar-besaran ini dilakukan untuk menghentikan ekspansi geng Comando Vermelho yang dinilai sudah sangat brutal.
“Beginilah polisi Rio diperlakukan oleh penjahat, dengan bom yang dijatuhkan dari drone. Ini bukan kejahatan biasa, melainkan narkoterorisme,” ujar Castro melalui platform X.
Baca Juga:
Dari Energi hingga Pertahanan, Indonesia dan Brasil Bangun Babak Baru Kemitraan Strategis
Pihak kepolisian menyita sedikitnya 42 senapan serbu, sejumlah besar narkoba, dan menangkap 81 orang yang diduga terlibat dalam sindikat tersebut.
Castro menambahkan bahwa 60 dari total korban tewas merupakan anggota kelompok kriminal yang selama ini menguasai perdagangan obat terlarang di kawasan utara Rio.
Operasi besar ini berlangsung hanya beberapa hari menjelang Brasil menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP 30 yang akan dihadiri para pemimpin dunia.