WahanaNews.co | Bentrokan antara pendukung pemerintah saingan Libya telah menewaskan sedikitnya 23 orang dan 6 rumah sakit rusak di Tripoli pada Sabtu (27/8) waktu setempat.
Kejadian ini memicu kekhawatiran bahwa krisis politik dapat berubah menjadi konflik bersenjata baru yang besar.
Baca Juga:
Korban Tewas Banjir Libya Capai 11.300 Orang
Tembakan senjata ringan dan ledakan mengguncang beberapa distrik di ibu kota membuat asap terlihat membubung dari gedung-gedung yang rusak.
Kepala pemerintahan di Tripoli, Abdulhamid Dbeibah, memposting video dirinya dikelilingi oleh pengawal dan menyapa para pejuang yang mendukungnya.
Kementerian Kesehatan di Tripoli mengatakan 23 orang tewas dan 140 terluka dalam pertempuran itu, demikian dikutip dari AFP, Minggu (28/8/2022).
Baca Juga:
Banjir Daniel yang Tewaskan 6.000 Orang di Libya
Enam rumah sakit terkena imbasnya dan ambulans tidak dapat mencapai daerah yang terkena dampak bentrokan. Kementerian mengatakan sebelumnya, mengutuk "kejahatan perang".
Kedua pemerintahan yang bersaing untuk menguasai negara Afrika Utara dan sumber daya minyaknya yang besar saling menyalahkan.
Misi Libya PBB menyerukan penghentian segera permusuhan, mengutip "bentrokan bersenjata yang sedang berlangsung, termasuk penembakan menengah dan berat tanpa pandang bulu di lingkungan berpenduduk sipil.
Duta Besar AS untuk Libya, Richard Norland, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Washington mengutuk gelombang kekerasan, mendesak gencatan senjata segera dan pembicaraan yang difasilitasi PBB antara pihak-pihak yang bertikai.
Kantor berita Lana mengatakan aktor Mustafa Baraka telah tewas di salah satu lingkungan yang dilanda pertempuran, memicu kemarahan dan duka di media sosial.
Emadeddin Badi, seorang senior di Dewan Atlantik, memperingatkan bahwa kekerasan dapat dengan cepat meningkat.
"Perang perkotaan memiliki logikanya sendiri, ini berbahaya baik bagi infrastruktur sipil maupun manusia, jadi meskipun ini bukan perang yang panjang, konflik ini akan sangat merusak seperti yang telah kita lihat," katanya kepada AFP.
Dia menambahkan bahwa pertempuran itu dapat memperkuat Haftar dan orang-orang yang dekat dengannya.
"Mereka mendapat keuntungan dari perpecahan Libya barat dan memiliki posisi negosiasi yang lebih baik setelah masalah mereda." ujarnya. [qnt]