Angka dari kementerian dalam negeri menunjukkan kenaikan tajam kasus diskriminasi dan tindakan anti-Muslim lainnya pada 2021, bahkan ketika kasus pada keyakinan lain mengalami penurunan.
Dia menggambarkan memilih Le Pen atau Macron sebagai presiden seperti "pilihan antara Islamofobia dan Islamofobia".
Baca Juga:
Gabriel Attal Jadi PM Termuda Prancis di Usia 34 Tahun
Macron mengatakan dia akan melawan apa yang disebutnya "separatisme kaum Islam" dan membela sekularisme Prancis, yang dia katakan memberi hak kepada setiap orang untuk menjalani keyakinannya.
Macron mengatakan dia menentang pelarangan simbol-simbol agama di ruang publik.
Le Pen ingin di ruang publik orang-orang dilarang pemakaian hijab, tapi mengizinkan simbol-simbol agama lain seperti kippa, tutup kepala Yahudi.
Baca Juga:
Timnas Prancis Kisruh, Benzema Unfollow Pemain Les Bleus
Dia berjanji memerangi "ideologi Islam" yang disebutnya "totaliter".
Selama lima tahun terakhir, pemerintah Macron telah mengesahkan sejumlah undang-undang dan aturan untuk mengatasi ekstremisme agama dan menjaga nilai-nilai sekuler nasional.
Namun hal itu telah membuat banyak Muslim seperti Troadec merasa Islamofobia sedang bangkit.