WahanaNews.co | Media asing berlomba menyoroti peristiwa bencana alam gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat. Di antaranya adalah AFP, Associated Press (AP News), dan Straits Times.
Dalam artikel berjudul "Indonesia quake survivors appeal for supplies as rain hampers rescue", AFP melaporkan penambahan jumlah korban meninggal dan menyoroti bantuan dan penyelamatan yang terhambat akibat hujan deras.
Baca Juga:
Raffi Ahmad Jadi Waketum Kadin Versi Anindya Bakrie, Jadi Sorotan Media Asing
"Para penyintas gempa bumi di Indonesia yang menewaskan sedikitnya 271 orang, banyak dari mereka anak-anak, meminta makanan dan air pada Rabu (23/11/2022) karena hujan lebat dan gempa susulan menghambat upaya penyelamatan di antara puing-puing desa yang hancur," tulis media itu.
"Dua hari setelah gempa meratakan rumah mereka, warga masih berusaha mengambil barang-barang berharga termasuk foto keluarga, buku agama dan surat nikah," tambah laporan tersebut.
AFP menulis Indonesia sering mengalami aktivitas seismik dan vulkanik karena posisinya di Cincin Api Pasifik, tempat lempeng tektonik bertabrakan. Sehingga gempa bumi pada Senin lalu disebut paling mematikan sejak gempa tahun 2018 dan mengakibatkan tsunami menewaskan lebih dari 4.000 orang di pulau Sulawesi.
Baca Juga:
Rencana Anies Gugat Hasil Pilpres 2024 ke MK Disorot Media Asing
Hal yang sama juga dilaporkan oleh AP News, yang dikutip CNBC International, melalui artikle berjudul "Search effort intensifies after Indonesia quake killed 271". Dalam artikel tersebut, AP News fokus kepada pencarian oleh penyelamat dan relawan.
"Lebih banyak penyelamat dan sukarelawan dikerahkan Rabu di daerah yang hancur di pulau utama Indonesia di Jawa untuk mencari korban tewas dan hilang akibat gempa bumi yang menewaskan sedikitnya 271 orang," tulis artikel tersebut.
"Dengan banyak orang hilang, beberapa daerah terpencil masih belum terjangkau dan lebih dari 2.000 orang terluka dalam gempa berkekuatan 5,6 pada Senin, jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah. Rumah sakit di dekat pusat gempa di pulau berpenduduk padat itu sudah kewalahan, dan pasien yang dipasangi infus berbaring di tandu dan dipan di tenda yang didirikan di luar, menunggu perawatan lebih lanjut."