Laporan ketiga berbunyi, “Petugas melaporkan melihat drone terbang. Tidak ada drone yang ditemukan setelah pencarian lebih lanjut.”
Di bawah Undang-Undang Kebebasan Informasi, The Sunday People memperoleh informasi tentang aktivitas pesawat tak berawak dan diberitahu oleh mantan perwira intelijen Letnan Kolonel Philip Ingram bahwa orang China memiliki program spionase yang sangat matang dan canggih yang berjalan di seluruh Inggris.
Baca Juga:
Profil Keir Starmer, Perdana Menteri Inggris yang Baru Gantikan Rishi Sunak
Lebih lanjut, pengungkapan ini muncul beberapa hari setelah laporan Departemen Luar Negeri AS mengindikasikan bahwa NATO siap untuk memasukkan Lakenheath RAF, sebuah fasilitas di Inggris yang secara serius dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam fasilitas penyimpanan senjata Nuklir NATO setelah jeda lebih dari satu dekade.
Laporan drone-drone Beijing yang terbang di atas instalasi nuklir Inggris berpotensi memperburuk keadaan antara pemerintah China dan Inggris yang sudah tetap berselisih.
Sementara Inggris menuduh China melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan kegiatan mata-mata di Inggris, China menuduh Inggris menyebarkan informasi yang salah untuk memfitnahnya.
Baca Juga:
Kalah Telak, PM Inggris Rishi Sunak Tinggalkan Kursi Pimpinan Partai
Perhatian telah bergeser ke senjata nuklir di Inggris setelah Rusia mengaktifkan Komando Nuklir Strategis-nya karena sanksi berat dijatuhkan padanya atas invasi ke Ukraina.
Inggris siap menjadi tuan rumah senjata nuklir AS, dan pesawat tak berawak China di sekitar instalasi ini bisa menjadi masalah bagi administrasi keamanan Inggris.
Gardu nuklir di Faslane, Skotlandia—lembaga militer paling sensitif di Inggris—adalah salah satu tempat yang dicurigai dimata-matai.