WahanaNews.co, Jakarta - Program makan siang tengah hari, yang dikenal sebagai Skema Makan Siang atau Mid-Day Meal Scheme di India, telah dirancang untuk meningkatkan status gizi anak-anak sekolah di India.
Program nasional ini, yang kini dikenal sebagai PM Poshan Shakti Nirman atau PM Poshan, menawarkan makan siang gratis kepada anak-anak di sekolah negeri dan sekolah bantuan pemerintah India.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Menurut laporan dari BBC, skema makan siang ini pertama kali diterapkan di kota selatan Chennai pada tahun 1925.
Melansir Kompas.com, skema makan siang ini bertujuan untuk menjamin asupan gizi yang memadai, mengatasi kelaparan, dan mengurangi risiko kekurangan gizi di antara anak-anak sekolah.
Selain itu, melalui pendekatan ini, program tersebut juga berperan dalam memastikan anak-anak, terutama perempuan dan mereka yang berasal dari latar belakang kurang beruntung, dapat terus bersekolah.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
"Saya pernah melihat anak-anak melahap makanan panas dalam sekejap," kata Bishow Parajuli, pemimpin Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di India.
"Dampak yang mereka timbulkan terhadap rasa lapar, kewaspadaan, dan potensi pembelajaran mereka tidak dapat dilebih-lebihkan," imbuhnya.
Bagian dari Lingkungan Sekolah
Parajuli menyampaikan, hal yang membedakan program makan siang di India dengan negara-negara lain adalah pengaturannya dalam Undang-Undang Ketahanan Pangan.
"Undang-undang ini mewajibkan anak-anak diberi makan sebagai bagian dari lingkungan sekolah," kata Parajuli.
Berdasarkan undang-undang tersebut, pemerintah India tidak hanya menyisihkan dana untuk program, tetapi juga memastikan dana tersebut digunakan untuk memberi makan anak-anak.
Dengan kata lain, anak-anak akan mendapat makan, keluarga memperoleh bantuan ekonomi, sedangkan pemerintah dapat mencapai hasil positif dalam perkembangan anak.
Pemerintah India kemudian secara resmi meluncurkan Program Nasional Dukungan Gizi untuk Pendidikan Dasar (National Programme of Nutritional Support to Primary Education) pada 15 Agustus 1995.
Kala itu, pemerintah berharap dapat meningkatkan partisipasi, kehadiran, sekaligus tingkat gizi di kalangan anak-anak.
Dikutip dari Kementerian Pendidikan India, Mahkamah Konstitusi India pada 2001 memberikan mandat kepada siapa pun perdana menteri dan gubernur untuk menjalankan program ini.
Putusan tersebut mengharuskan setiap anak di setiap sekolah dasar pemerintah dan bantuan pemerintah diberi makan siang dengan kandungan energi minimal 300 kalori dan protein 8-12 gram per hari selama minimal 200 hari.
Nilai gizi makan siang gratis di India
Pada September 2004, skema kemudian ditambah dengan menyediakan bantuan biaya memasak yang dihitung sebesar 1 rupee India (Rp 189,5) per anak per hari sekolah.
Bantuan tersebut untuk menutupi biaya bahan baku makanan seperti kacang-kacangan, minyak goreng sayur, bumbu, bahan bakar, serta imbalan yang harus dibayarkan kepada pihak yang bertanggung jawab dalam memasak.
Pada Juli 2006, skema makan siang direvisi lebih lanjut, sehingga biaya memasak menjadi 1,80 rupee India (Rp 341,16) per anak per hari sekolah untuk negara bagian di wilayah timur laut.
Sementara itu, biaya memasak menjadi 1,50 rupee India (Rp 284,30) per anak per hari sekolah diberikan khusus negara bagian lain.
Di sisi lain, aturan nilai gizi juga diubah menjadi harus mengandung 450 kalori dan 12 gram protein per sajian makan siang.
Bahkan, pada Oktober 2007, skema makan siang diperluas hingga mencakup anak-anak kelas akhir sekolah dasar.
Nama Program Nasional Dukungan Gizi untuk Pendidikan Dasar pun diubah menjadi Program Nasional Makan Tengah Hari di Sekolah (National Programme of Mid Day Meal in Schools) dengan nilai gizi sebesar 700 kalori dan 20 gram protein khusus anak sekolah dasar.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]