WahanaNews.co, Moskow - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengungkapkan bahwa negara-negara Barat telah mendukung Ukraina dalam pertempuran melawan Rusia. Ia menyebut intervensi mereka sebagai perang hibrida.
Lavrov menyatakan, "Anda bisa menggunakan istilah apapun yang Anda suka. Kami menyebutnya perang hibrida, tetapi hal itu tidak mengubah kenyataan. Secara efektif, negara-negara Barat sedang terlibat dalam konflik bersama kami, dengan menggunakan tubuh orang Ukrainadan peralatan militer yang mereka berikan kepada Ukraina senilai miliaran dolar sejak Rusia melancarkan serangan tahun lalu." Pernyataan ini dikutip dari AFP.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Selain itu, Lavrov juga menyinggung tentang dukungan intelijen AS terhadap Ukraina. Pernyataannya ini datang setelah pihak Kiev melaporkan kemajuan dalam melawan invasi Rusia pada Sabtu (23/9/2023). Para pejabat di Kiev melaporkan bahwa mereka berhasil menembus garis pertahanan Rusia.
Militer Ukraina juga mengklaim bahwa sejumlah komandan senior angkatan laut Rusia termasuk di antara puluhan orang yang tewas atau terluka dalam serangan rudal terhadap markas besar Armada Laut Hitam Rusia di Krimea.
Oleksandr Tarnavskiy, seorang jenderal Ukraina yang memimpin serangan balasan di sekitar wilayah Zaporizhzhia di selatan, berbicara kepada media Amerika Serikat, mengatakan bahwa serangan masih berlanjut.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
"Dekat desa Verbove, di sayap kiri, kami telah berhasil menembus dan terus maju lebih jauh," ujarnya dalam sebuah wawancara yang dirilis oleh CNN pada Jumat (22/9).
Ia menambahkan, "Kemajuan yang kami capai tidak secepat yang mungkin terlihat dalam film-film Perang Dunia Kedua. Namun yang terpenting adalah kami harus mempertahankan inisiatif ini."
Tarnavskiy melanjutkan bahwa Ukraina saat ini tengah melancarkan serangan balasan untuk merebut kembali wilayah yang telah dikuasai oleh pasukan Rusia sejak bulan Juni.