WahanaNews.co | Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan pada Sabtu (5/3/2022), bahwa upaya Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, untuk mendapatkan bantuan langsung NATO dalam konflik antara negara mereka, tidak membantu pembicaraan antara kedua belah pihak.
"Pernyataan kemarahan terus-menerus dari Mr Zelenskiy tidak meningkatkan optimisme," kata Lavrov kepada wartawan, Sabtu.
Baca Juga:
Dihujani Kritik, Menlu Rusia Walk Out Saat Pertemuan G20
Secara khusus, Lavrov menyinggung kritik keras Zelenskiy terhadap aliansi militer Barat karena menolak campur tangan dalam konflik dengan mencegah rudal dan pesawat tempur Rusia menggunakan wilayah udara Ukraina.
"Pertanyaan saya adalah, jika dia sangat marah karena NATO tidak melakukan intervensi atas namanya seperti yang dia harapkan, maka dia berharap untuk menyelesaikan konflik dengan melibatkan NATO dalam semua ini, dan bukan melalui pembicaraan?" kata dia, dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan, dirinya terbuka untuk berbicara dengan Lavrov, tetapi hanya jika itu "bermakna".
Baca Juga:
Rusia Kecam Agenda NATO Tempatkan Pasukan Permanen di Eropa
Rusia diketahui telah menginvasi Ukraina melalui darat, laut, dan udara sejak Kamis (24/2/2022) atau 10 hari lalu dalam apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus".
Waspada terseret ke dalam perang Moskwa terhadap tetangganya, NATO pada hari Jumat kemarin, menolak seruan Zelenskiy untuk memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina.
Hal itu pun direspons oleh Presiden Ukraina yang mengatakan bahwa NATO telah memberi Rusia lampu hijau untuk melanjutkan kampanye pengebomannya di Ukraina.
Delegasi Rusia dan Ukraina dari Moskwa dan Kiev telah mengadakan dua putaran pembicaraan, yang terakhir pada hari Kamis (3/3/2022).
Setelah itu mereka mengatakan telah menyepakati perlunya menciptakan koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil.
Lavrov mengatakan Moskwa siap untuk pertemuan putaran ketiga, tetapi belum menerima tanggal baru dari pihak Ukraina, yang katanya menciptakan dalih untuk menunda proses.
Kremlin sendiri mengatakan pada Jumat, bahwa kemajuan dalam negosiasi akan tergantung pada reaksi Kiev terhadap posisi Moskwa tentang bagaimana mengakhiri perang, yang telah disampaikan ke Ukraina pada Kamis. [gun]