Direktur Jenderal Food and Agriculture Organization (FAO), Qu Dongyu, mengungkapkan, dibutuhkan komitmen untuk menjadikan pertanian dunia lebih baik.
Untuk itu diperlukan cara bekerja yang efisien, efektif, dan inovatif.
Baca Juga:
TNI Gelar Gerakan Nasional Ketahanan Pangan di 385 Titik Wilayah Indonesia
“Sistem digital adalah masa depan pertanian dunia. Suka atau tidak suka, kita saat ini berada di fase transisi sektor pertanian,” jelasnya.
Qu menegaskan kembali dukungannya terhadap upaya Indonesia untuk mengembangkan strategi e-agrikultur nasional, termasuk panduan integritas data pertanian dalam penggunaan informasi geospasial.
“Digitalisasi memainkan peran penting dalam mempercepat kemajuan menuju pencapaian Sustainable Development Goals dengan mendiversifikasi pendapatan dan membuka lapangan kerja dan peluang bisnis di dalam dan di luar pertanian, terutama bagi generasi baru petani dan kaum muda,” ungkapnya.
Baca Juga:
Panglima TNI Cek Langsung ke Lapangan, Pastikan Kelancaran Gerakan Nasional Ketahanan Pangan
Ia juga memuji pendirian Agriculture War Room di Kementerian Pertanian RI yang menggunakan teknologi digital canggih untuk meningkatkan pengambilan keputusan berbasis data dan bukti lapangan.
Sebagai informasi, AMM G20 dihadiri secara langsung oleh 138 delegasi dari 17 negara anggota G-20 dan 7 organisasi internasional.
Acara itu berlangsung selama tiga hari di Hotel Intercontinential Jimbaran, Bali.