WahanaNews.co |
Militer Amerika Serikat senantiasa giat mengembangkan teknologi untuk membekali
pasukan perangnya, termasuk telepati, yang dianggap futuristik ini. Belakangan,
mereka mengucurkan anggaran untuk riset ilmu saraf.
Baca Juga:
Penggunaan Rudal Barat oleh Ukraina Potensi Pembenaran Rusia Gunakan Senjata Nuklir
Para peneliti merasa penasaran dan ingin menganalisis sinyal
otak, dan pada akhirnya memungkinkan antar tentara bisa saling membaca pikiran.
Ya, tujuan akhir dari riset ini, seperti dikutip dari
Futurism, Selasa (1/12/2020), adalah membuat para tentara dapat berkomunikasi
hanya dengan pikiran masing-masing. Walau mungkin masih jauh dapat tercapai,
nantinya jika dapat menjadi realitas, diharapkan berguna di medan laga.
The Army Research Office (ARO) telah berkomitmen menganggarkan
sekitar USD 6,25 untuk penelitian ini dalam jangka waktu 5 tahun. Pemimpin
studi adalah akademisi di University of Southern California yang didukung oleh
beberapa kampus di Inggris.
Baca Juga:
Ini 10 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia pada 2024
Untuk tahap awal, akan dipetakan sinyal-sinyal di otak
sehingga bisa dipilah mana yang akan mempengaruhi tindakan atau perilaku
manusia. "Dalam riset ini kita tidak hanya mengukur sinyal, tapi juga
bagaimana untuk menginterpretasi mereka," cetus program manager Aro, Hamid
Krim.
Langkah berikutnya bertujuan agar komputer bisa membaca apa
yang ada di pikiran para tentara. Kemudian barulah dirancang teknologi untuk
menerjemahkan sinyal agar tentara di militer Amerika bisa saling berkomunikasi.
"Anda bisa membaca apapun, tapi tidak berarti Anda bisa
memahaminya. Maka langkah berikutnya adalah agar bisa memahaminya. Pada
akhirnya, itulah tujuan aslinya, membuat komputer bisa berada dalam mode
komunikasi penuh dengan otak," papar Hamid.