WahanaNews.co | Di tengah meningkatnya serangan Rusia ke Ukraina membuat kekhawatiran Beijing berani melancarkan serangan serupa ke Taipei.
Oleh sebab itu, militer Taiwan mengadakan latihan di sebuah pulau yang jaraknya kurang 50 kilometer dari daratan China.
Baca Juga:
Gemas Ingin Hajar China, Taiwan Siapkan Dana Perang Rp 1,3 Triliun
Dilaporkan, militer Taiwan menembakkan senjata ke sasaran lepas pantai di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa serangan Rusia ke Ukraina mungkin membuat Beijing berani melancarkan serangan serupa ke Taipei.
Reuters melaporkan latihan yang dilakukan pada Rabu kemarin di Pulau Dongyin, yang terletak di tenggara Fuzhou, China, termasuk menembakkan meriam dan senapan mesin ke sasaran mengambang yang dimaksudkan untuk mewakili pasukan musuh yang maju.
Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan menyebut latihan tembak-menembak itu rutin, tetapi itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Beijing, yang menganggap bekas provinsi China itu sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya seperti dilansir dari Russia Today, Kamis (17/3/2022).
Baca Juga:
Masih Panas! Taiwan Kini Gelar Latihan Militer
Dongyin adalah salah satu dari beberapa pulau yang dikuasai Taiwan di dekat pantai China. Satu kelompok pulau, yang disebut Kinmen, berada tepat di seberang Teluk Xiamen dari daratan, hanya sekitar 10 kilometer jauhnya.
Taipei dilaporkan telah merencanakan latihan untuk menguji pertahanannya di beberapa pulau di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa China akan merebut satu atau lebih pulau untuk memaksa pembicaraan reunifikasi dengan Taipei.
Taiwan dilaporkan memiliki rudal anti kapal dan rudal permukaan ke udara yang dikerahkan di pulau berbatu itu, yang merupakan rumah bagi sekitar 1.500 warga sipil.
Dongyin dianggap sebagai target prioritas tinggi bagi pasukan China, karena berada pada titik yang kemungkinan akan dilewati oleh unit angkatan laut dan udara jika mereka menyerang dari utara.
Pejabat pertahanan Taiwan mengatakan bulan lalu bahwa sebuah pesawat sipil China terbang dekat dengan Dongyin pada 5 Februari, kemungkinan untuk menguji reaksinya.
Pada hari yang sama ketika Rusia melancarkan serangan militernya di Ukraina, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memerintahkan pasukan militer dan keamanan untuk memperkuat kesiapan tempur dan upaya pengawasan mereka.
Juga pada bulan lalu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan bahwa jika kemerdekaan Ukraina terancam oleh Rusia, kejutan akan bergema di seluruh dunia, dan gema itu akan terdengar di Asia timur, akan terdengar di Taiwan.
"Orang-orang akan menarik kesimpulan bahwa agresi membayar dan kekuatan itu benar," kata Johnson. [bay]