WahanaNews.co | Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan akan mengundur misi Artemis ke bulan. Misi ini awalnya direncanakan dilangsungkan pada tahun 2024 dan dijadwalkan ulang ke tahun 2025.
Administrator NASA Bill Nelson mengatakan penundaan ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Baca Juga:
2 Astronaut Terdampar di ISS, NASA Pastikan Mereka Baru Pulang Tahun Depan
Salah satunya gugatan hukum yang dilayangkan oleh Blue Origin kepada NASA karena masalah kontrak Human Landing System (HLS).
Blue Origin melayangkan gugatan itu karena tidak terima NASA hanya memberikan kontrak HLS kepada SpaceX.
Kini gugatan tersebut telah ditolak oleh pengadilan dan NASA bisa kembali melanjutkan pengembangan HLS bersama SpaceX.
Baca Juga:
NASA Berhasil Rekam Citra 'Lukisan' van Gogh di Langit Planet Jupiter
"Kami telah kehilangan hampir tujuh bulan untuk litigasi, dan itu mendorong pendaratan manusia pertama, kemungkinan tidak lebih awal dari tahun 2025," kata Nelson dalam konferensi pers, seperti dikutip dari TechCrunch, Rabu (10/11/2021).
Program Artemis merupakan rangkaian misi yang akan diluncurkan oleh NASA untuk membawa kembali astronaut ke Bulan, hampir 50 tahun setelah program Apollo berakhir.
HLS sendiri akan menjadi kapsul terakhir yang akan mendaratkan astronaut di permukaan Bulan.
Karena penundaan ini, rangkaian misi Artemis ikut diundur.
Misi Artemis-1, yang merupakan misi tanpa awak untuk menguji roket Space Launch System dan kapsul Orion, akan meluncur sesuai jadwal pada awal 2022.
Artemis-2, yang sama seperti misi sebelumnya tapi membawa awak astronaut, akan diluncurkan pada Mei 2024.
Sementara itu, Artemis-3 yang akan membawa astronaut mendarat di Bulan akan diluncurkan pada tahun 2025.
Selain karena gugatan Blue Origin, Nelson mengatakan pengembangan misi ini juga terhambat masalah biaya dan tenggat waktu.
Jadwal peluncuran pada tahun 2024 yang ditetapkan oleh pemerintahan Donald Trump disebut tidak didasarkan pada kelayakan teknis, dan Kongres AS disebut tidak memberikan anggaran yang cukup.
Nelson juga mengungkap pandemi COVID-19 sebagai alasan penundaan lainnya, karena menyebabkan gangguan supply chain dan berpengaruh ke tenaga kerja.
Dalam pengumumannya, Nelson juga berkali-kali mengungkit program luar angkasa China yang berkembang sangat cepat.
Ia menegaskan bahwa NASA akan bergerak secara agresif, tapi tetap mengutamakan keamanan dan keselamatan, untuk mengalahkan negara pesaing.
"Keterangan yang dibuat oleh program antariksa China, yang termasuk militer China, memberikan indikasi bahwa mereka akan sangat agresif," ucap Nelson. [rin]