WahanaNews.co |
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA telah
mempertimbangkan empat proposal berbeda untuk Program Discovery yang mencakup
perjalanan eksplorasi ke Bulan milik Jupiter dan Neptunus.
ass="MsoNormal">Namun, setelah pertimbangan yang matang, maka
Venus dipilih sebagai fokus utama.
Baca Juga:
2 Astronaut Terdampar di ISS, NASA Pastikan Mereka Baru Pulang Tahun Depan
Administrator NASA, Bill Nelson, mengatakan,
misi ini bertujuan untuk memahami bagaimana Venus, yang dijuluki "kembaran
jahat" Bumi, menjadi dunia seperti neraka yang sanggup melelehkan timah di
permukaan.
"Seluruh komunitas sains punya kesempatan
untuk menyelidiki planet (Venus) yang belum pernah kita jamah selama lebih dari
30 tahun," kata dia, seperti dilansir dari situs Express, Jumat (4/6/2021).
Misi tersebut diharapkan akan terealisasi pada
2026 serta menelan biaya sebesar US$ 500 juta atau Rp 7,1 triliun.
Baca Juga:
NASA Berhasil Rekam Citra 'Lukisan' van Gogh di Langit Planet Jupiter
Misi ini juga akan memetakan permukaan Venus
dan mencoba untuk lebih memahami sejarah geologinya.
Robot tanpa awak atau probe yang
mengorbit akan dilengkapi dengan instrumen yang memungkinkan para ilmuwan
membuat rekonstruksi 3D secara lebih rinci dari lanskap planet tetangga Bumi
tersebut.
Nelson berharap, misi penjelajahan ini dapat
mengungkapkan apakah planet kembaran jahat Bumi itu memiliki lempeng tektonik
aktif dan gunung berapi.
Selain itu, juga akan menganalisis atmosfer
Venus yang dipenuhi awan asam sulfat.
Sementara, probe akan mengambil sampel
gas atmosfer dan mengukur komposisi persisnya.
Pengumuman NASA ini disambut antusiasi oleh
para ilmuwan planet.
Martha Gilmore dari Universitas Wesleyan
mengatakan bahwa keputusan ini di luar mimpinya.
Ia berharap, misi ambisius tersebut dapat
menentukan apakah Venus memiliki lautan, dan apakah itu layak huni selama
miliaran tahun.
Venus sering disebut kembaran jahat Bumi.
Planet ketiga dalam susunan Tata Surya itu
memiliki ukuran hampir sama dengan Bumi, yang kemungkinan memiliki lautan.
Saat ini ada peningkatan besar gas rumah kaca
dan suhunya melebihi 800 derajat Fahrenheit. [qnt]