Dalam beberapa tahun terakhir, aliansi itu berada di bawah
tekanan ketika para pemimpin memperdebatkan tujuan dan pendanaannya.
Ketegangan meningkat selama masa kepresidenan Donald Trump,
yang mengeluhkan kontribusi keuangan negaranya untuk aliansi dan mempertanyakan
komitmen AS untuk membela mitra Eropa.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
Sebaliknya, Biden berusaha menegaskan kembali dukungan AS
untuk aliansi berusia 72 tahun itu.
"Saya ingin memperjelas: NATO sangat penting untuk
kepentingan AS," ujar Biden saat tiba di KTT pada Senin (14/6).
Negaranya, menurut Biden, memiliki "kewajiban
suci" untuk mematuhi Pasal 5 perjanjian pendiri NATO, yang mewajibkan
anggotanya saling membela dari serangan.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Mengapa NATO fokus pada China? Menurut komunike KTT
(pernyataan penutup), "Ambisi yang dinyatakan dan perilaku tegas China
menghadirkan tantangan sistemik terhadap tatanan internasional berbasis aturan
dan ke bidang yang relevan dengan keamanan Aliansi."
Dokumen itu mengatakan China dengan cepat memperluas
persenjataan nuklirnya, "tidak jelas" dalam modernisasi militernya
dan bekerja sama secara militer dengan Rusia.
"Kami tetap prihatin dengan kurangnya transparansi dan
penggunaan disinformasi di China," ungkap dokumen KTT itu.