Selain itu, draf tersebut juga tidak lagi memuat pengakuan bahwa wilayah yang saat ini dikuasai pasukan Rusia merupakan bagian sah dari Federasi Rusia.
Rencana perdamaian ini juga menghilangkan tuntutan agar Ukraina secara hukum melepaskan ambisinya untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Baca Juga:
Merz Perkenalkan Proposal Perdamaian Ukraina, Eropa dan AS Mulai Intensifkan Konsultasi
Walaupun tidak dijabarkan secara rinci, dokumen tersebut tetap membuka peluang bagi penyesuaian atau penarikan sebagian pasukan sebagai bagian dari kesepakatan di masa mendatang.
Zelensky memaparkan rencana tersebut dalam sebuah pengarahan kepada jurnalis dengan merujuk pada dokumen yang telah diberi sorotan dan catatan.
Ia menjelaskan bahwa garis penempatan pasukan di wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson secara de facto diakui sebagai garis kontak antara kedua pihak.
Baca Juga:
Inggris Pertimbangkan Cairkan Aset Rusia Senilai 8 Miliar Pound untuk Dukungan Ukraina
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa akan dibentuk kelompok kerja khusus untuk membahas mekanisme penempatan kembali pasukan.
Kelompok ini juga bertugas merumuskan parameter pembentukan zona ekonomi khusus yang berpotensi diterapkan di wilayah terdampak konflik.
Draf perdamaian tersebut membuka ruang bagi opsi yang sebelumnya enggan dipertimbangkan Ukraina, termasuk kemungkinan penarikan pasukan dan pembentukan zona demiliterisasi.