“Selama bertahun-tahun, puluhan ribu orang Indonesia telah menghadapi kekuatan polisi yang korup menurut banyak orang, menggunakan kekuatan brutal untuk menghalau massa, dan tidak akuntabel kepada siapa pun,” demikian tulis New York Times, Senin (3/10/2022).
Menurut para ahli, Tragedi Kanjuruhan menunjukkan masalah sistematis yang menjangkiti kepolisian Indonesia. Banyak personel yang kurang terlatih dalam kontrol kerumunan kendati “sangat termiliterisasi.”
Baca Juga:
Hasil TGIPF: Tragedi Kanjuruhan Lebih Mengerikan Dibanding Konten Medsos
“Bagi saya, ini benar-benar fungsi kegagalan reformasi polisi di Indonesia,” kata Jacqui Baker, pakar ekonomi politik Universitas Murdoch Australia yang meneliti kepolisian di Indonesia.
Baker menambahkan, selama lebih dari dua dekade, aktivis dan ombudsman telah menyelidiki berbagai tindakan polisi yang bermasalah. Namun, walaupun diteruskan ke pimpinan polisi, laporan mereka kerap berdampak kecil atau tidak berdampak sama sekali.
“Kenapa kita terus menghadapi impunitas (keadaan kebal hukum)? Karena tidak ada kepentingan politis untuk benar-benar membuat suatu pasukan polisi yang profesional,” tegas Baker. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.