WahanaNews.co | Pada Jumat (21/7/2023) malam, pasukan Israel menembaki sebuah mobil milik warga Palestina di dekat Nablus, Tepi Barat yang diduduki.
Akibat aksi kejam tentara Israel tersebut, seorang remaja Palestina yang mengendarai mobil tersebut tewas, sedangkan temannya yang berada di kursi penumpang mengalami luka-luka dan ditangkap.
Baca Juga:
Di Tengah Konflik Panjang, Ini Rahasia Israel Tetap Berstatus Negara Maju dan Kaya
Fawzi Hani Makhalfa (18) dari kota Sebastia barat laut Nablus, dinyatakan meninggal pada tengah malam Sabtu oleh Kementerian Kesehatan Palestina.
Menurut Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, Makhalfa sedang mengendarai mobil bersama temannya, Mohammad Mkhaimer, ketika pasukan Israel menembakkan lebih dari 40 peluru ke arah mereka.
Makhalfa mengalami luka lebih dari satu tembakan, termasuk satu tembakan di kepala. Sedangkan kondisi Mkhaimer, yang ditahan oleh tentara Israel setelah ditembak, tidak diketahui dengan pasti.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Otoritas Palestina melalui Kementerian Luar Negeri mengecam pembunuhan Makhalfa sebagai "kejahatan eksekusi yang keji". Mereka menyatakan bahwa tembakan ke mobil yang mereka tumpangi mencerminkan kebencian, agresi, rasisme, dan tindakan pembunuhan terencana oleh tentara pendudukan.
Tentara Israel mengkonfirmasi aksi pembunuhan Makhalfa oleh pasukan mereka dalam sebuah pernyataan. Mereka mengklaim bahwa mobil itu berusaha menabrak tentara, dan sebagai responsnya, tentara melepaskan tembakan sebagai "percobaan serangan serudukan mobil". Namun, tidak ada laporan mengenai orang Israel yang mengalami luka dalam insiden tersebut.
Tentara Israel sering kali mengeluarkan pernyataan hampir identik setelah membunuh warga sipil Palestina di Tepi Barat yang diduduki, dengan klaim bahwa mereka merespons percobaan serangan terhadap mereka.
Sehari sebelumnya, pada hari Jumat, tentara Israel juga telah membunuh Mohammad Fouad al-Baied, seorang remaja berusia 17 tahun, selama demonstrasi anti-pendudukan di desanya di Umm Safa, tak jauh dari Ramallah.
Tentara Israel mengatakan warga Palestina melemparkan batu dan "batu yang mengancam nyawa" ke pasukan Israel, yang kemudian menembaki para demonstran.
Militer Israel, yang jarang menyelidiki pembunuhan warga Palestina oleh pasukannya, telah dikritik oleh kelompok HAM karena kebijakan "tembak-bunuh" bahkan ketika warga Palestina tidak menimbulkan bahaya bagi tentara.
Sebuah laporan pada tahun 2022 oleh kelompok hak asasi manusia Israel Yesh Din menemukan bahwa kurang dari satu persen tentara yang dituduh melukai warga Palestina antara tahun 2017-2021 pernah didakwa melakukan kejahatan.
"Otoritas penegak hukum militer secara sistematis menghindari penyelidikan dan penuntutan tentara yang merugikan warga Palestina," kata kelompok itu.
Sedikitnya 197 warga Palestina telah tewas ditembak Israel tahun ini, termasuk 34 anak-anak - rata-rata hampir satu tewas per hari.
Sebanyak 160 orang tewas di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki, sedangkan 36 sisanya tewas di Jalur Gaza.
Sementara itu, warga Palestina telah membunuh 25 warga Israel dalam periode yang sama, termasuk enam anak-anak. [eta]