WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di tengah meningkatnya tensi geopolitik dan ekonomi antara Amerika Serikat dan China, hal yang semula dianggap sepele justru memicu kehebohan baru di dunia maya.
Kali ini, bukan soal kebijakan atau pidato resmi, melainkan pilihan busana Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, yang memantik perdebatan internasional.
Baca Juga:
Trump Umumkan Tarif Baru untuk Ratusan Negara, Berlaku Mulai April 2025
Karoline menjadi sorotan usai tampil di hadapan awak media pada akhir Januari 2025 dengan mengenakan gaun merah selutut berbahan rajut.
Gaun itu dihiasi kristal dan aksen renda hitam di bagian dada serta saku. Diketahui, busana tersebut merupakan keluaran rumah mode asal London, Self-Portrait, yang didirikan oleh Han Chong, seorang desainer kelahiran Malaysia.
Meskipun momen itu sudah berlangsung tiga bulan lalu, perhatian baru datang dari Diplomat China untuk Indonesia, Zhang Zhishen.
Baca Juga:
Trump Ultimatum Iran: Setiap Serangan Houthi Akan Dibalas Keras!
Dalam wawancara yang dilansir oleh WWD, Zhang menyebut bahwa renda pada gaun Karoline diproduksi di sebuah pabrik tekstil yang berlokasi di China.
Zhang mengunggah pernyataan di akun media sosial X miliknya, sembari membagikan tangkapan layar dari pengguna Weibo yang mengaku bekerja di pabrik tempat renda itu dibuat.
Ia juga menambahkan bahwa desain renda tersebut merupakan hasil kolaborasi antara perancang dari Malaysia dan Tiongkok.
“Menuduh China adalah strategi bisnis. Tapi membeli dari China adalah bagian dari gaya hidup,” tulis Zhang dengan nada menyindir.
“Renda yang terlihat di gaun itu dikenali langsung oleh seorang pekerja sebagai hasil produksi perusahaannya,” tambahnya.
Komentar Zhang itu sontak memicu perdebatan sengit di media sosial, terutama di tengah panasnya hubungan dagang antara kedua negara.
Banyak netizen mendukung klaim Zhang, dengan membagikan informasi tambahan tentang jejak produksi gaun tersebut.
Namun, sebagian lain meragukan validitas unggahan tersebut, dan menyebut bahwa foto yang diunggah Zhang hanya menunjukkan busana tiruan dari brand Self-Portrait.
Perdebatan ini kian panas karena terjadi di saat perang dagang antara AS dan China terus bereskalasi.
Presiden AS, Donald Trump, sebelumnya telah menetapkan tarif bea masuk sebesar 145 persen untuk barang-barang impor dari Tiongkok.
Tak tinggal diam, Pemerintah China membalas dengan menaikkan tarif hingga 125 persen untuk produk-produk asal Amerika.
Pernyataan Zhang sekaligus memicu gelombang baru spekulasi terkait asal-usul produk-produk rumah mode ternama dunia.
Banyak warganet mengunggah video yang memperlihatkan aktivitas produksi di dalam pabrik-pabrik Tiongkok yang diduga memasok barang ke berbagai label fesyen mewah global.
Fenomena ini pun memperkuat data yang menunjukkan dominasi Tiongkok sebagai pemain utama di industri fesyen global.
Mengacu pada data dari Statista, hingga tahun 2024, China tercatat memiliki lebih dari 13.820 perusahaan yang bergerak di bidang produksi pakaian dan aksesori, menjadikannya sebagai eksportir pakaian terbesar di dunia selama lebih dari satu dekade.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]