WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kepala Kantor Manajemen dan Anggaran (Office of Management and Budget/OMB) Russell Vought mengingatkan bahwa pemutusan hubungan kerja terhadap pegawai federal kemungkinan besar akan segera terjadi akibat berlanjutnya penutupan (shutdown) pemerintahan Amerika Serikat.
Dalam sebuah panggilan konferensi dengan anggota DPR dari Partai Republik, Vought menyebut pemecatan bisa dimulai hanya dalam kurun waktu “satu hingga dua hari.”
Baca Juga:
Drama Politik AS: Trump Pecat Jaksa karena Enggan Tuntut Dua Lawannya
Mengutip laporan NBC News, Jumat (3/10/2025), Vought pekan lalu telah lebih dulu mengedarkan sebuah memo yang berisi peringatan terkait ancaman pemecatan massal apabila penutupan pemerintahan tidak segera berakhir.
Namun, ia tidak memberikan penjelasan lebih rinci mengenai jumlah pegawai yang berpotensi kehilangan pekerjaannya.
Beberapa jam setelah pernyataan itu, Wakil Presiden JD Vance menegaskan hal serupa dalam konferensi pers di Gedung Putih.
Baca Juga:
Isi Pertemuan Trump, Zelensky, dan Para Pemimpin Eropa di Gedung Putih
Ia menekankan bahwa keputusan tersebut terpaksa diambil bila kebuntuan politik antara Partai Republik dan Demokrat tidak segera diselesaikan.
“Kami harus memberhentikan beberapa orang jika penutupan berlanjut. Kami tidak menyukainya,” kata Vance.
“Kami sebenarnya tidak ingin melakukannya. Tetapi kami akan melakukan apa yang harus dilakukan agar layanan penting bagi rakyat Amerika tetap berjalan,” ujarnya menambahkan.