WahanaNews.co | Palestina
membatalkan kesepakatan soal pertukaran vaksin dengan Israel. Pembatalan ini
karena vaksin yang akan dikirimkan ke Palestina memiliki tanggal kealuwarsa
lebih cepat.
Baca Juga:
Pemerintah Indonesia Salurkan Hibah Vaksin Polio ke Afganistan
Menteri Kesehatan Palestina Mai Al Kaila mengungkapkan
pembatalan dilakukan setelah pengiriman awal dari Israel menunjukkan tanggal
kedaluwarsa yang lebih cepat dari kesepakatan.
"Mereka (Israel) memberi tahu kami bahwa masa
kedaluwarsa vaksin Juli atau Agustus, yang akan memberikan kami banyak waktu
untuk menggunakannya," kata Al Kaila seperti dilansir dari Reuters,
Sabtu(19/6).
Ternyata, vaksin yang akan dikirim bakal kedaluwarsa pada
Juni ini. Hal itu membuat Palestina tidak memiliki cukup waktu menggunakannya.
Baca Juga:
Bio Farma dan PosIND Kolaborasi Luncurkan Magic Box untuk Distribusi Vaksin
"Jadi kami menolaknya," ujarnya.
Sebelumnya, Israel dan Palestina mengumumkan kesepakatan
pertukaran vaksin yang akan membuat Israel mengirim hingga 1,4 juta dosis
Pfizer-BioNTech ke Palestina. Sebagai gantinya, Israel akan menerima sejumlah
dosis timbal balik dari Palestina akhir tahun ini.
Juru bicara Pemerintah Palestina menyatakan pembatalan
kesepakatan dilakukan karena masalah tanggal kedaluwarsa. Palestina juga telah
mengirimkan kembali 90 ribu dosis vaksin ke Israel.
Kantor Bennet belum memberikan tanggapan atas pengembalian
itu saat dikonfirmasi oleh Reuters.
Saat ini, Palestina telah menerima dosis vaksin dari Israel,
Rusia, Cina, Uni Emirat Arab dan inisiatif berbagi vaksin COVAX global.
Kelompok hak asasi mengkritik Israel, yang memimpin salah
satu kampanye vaksinasi tercepat di dunia, karena tidak berbuat lebih banyak
untuk memastikan akses Palestina ke dosis di Tepi Barat dan Gaza, wilayah yang
direbutnya dalam perang 1967.
Para pejabat Israel berpendapat bahwa di bawah perjanjian
damai Oslo, Kementerian Kesehatan Palestina bertanggung jawab untuk
memvaksinasi orang-orang di Gaza dan Tepi Barat.
Kesepakatan vaksin adalah salah satu langkah kebijakan awal
terhadap Palestina oleh Bennett, yang dilantik pada Minggu lalu dan
menggantikan pemimpin veteran Benjamin Netanyahu.
Sekitar 55 persen orang Israel yang memenuhi syarat telah
divaksinasi sepenuhnya. Sementara, menurut pejabat Palestina, baru 30 persen
warga Palestina yang memenuhi syarat yang telah menerima setidaknya satu dosis
vaksin. [dhn]