WahanaNews.co | Aljazair, Sabtu (2/10/2021), menolak campur tangan yang tidak dapat diterima dalam urusan dalam negerinya, beberapa jam setelah menarik duta besarnya dari Paris menyusul pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang dilaporkan oleh media Prancis dan Aljazair.
Pernyataan itu, dari kepresidenan Aljazair, mengatakan, pihaknya telah menarik duta besarnya menyusul laporan media tentang komentar pemimpin Prancis itu, yang tidak disangkal.
Baca Juga:
Israel Tolak Visa Puluhan Pejabat Prancis Jelang Kunjungan ke Palestina
Harian Prancis, Le Monde, melaporkan, Macron membuat pernyataan kritis tentang bekas jajahan Prancis itu selama pertemuan, Kamis (30/9/2021), dengan keturunan tokoh-tokoh dari perang kemerdekaan.
Macron dilaporkan mengatakan negara itu diperintah "sistem politik-militer" dan menggambarkan Aljazair memiliki sejarah resmi yang telah "benar-benar ditulis ulang", menurut laporan surat kabar itu.
Dia mengatakan, sejarah itu tidak didasarkan pada kebenaran tetapi "pada wacana kebencian terhadap Prancis", menurut Le Monde.
Baca Juga:
Rayuan Boeing ke Indonesia: Jet F-15EX Bisa Jadi 'Truk Bom' Buatan Lokal
Macron menjelaskan dia tidak mengacu pada masyarakat Aljazair secara keseluruhan tetapi pada elite penguasa.
"Menyusul pernyataan yang tidak dapat disangkal, yang oleh beberapa sumber Prancis dikaitkan dengan nama (Macron), Aljazair menyatakan penolakan kategorisnya terhadap campur tangan yang tidak dapat diterima dalam urusan internalnya," kata pernyataan dari kepresidenan Aljazair.
Macron juga berbicara tentang politik Aljazair saat ini.