WahanaNews.co, Jakarta - Partai-partai Korea Selatan melakukan upaya terakhir merayu pemilih di daerah-daerah ibu kota dan distrik-distrik menjelang pemungutan suara yang akan berlangsung pada Rabu mendatang, di mana persaingan sangat ketat.
Upaya mendulang suara pemilih yang berlangsung pada Minggu (7/4/2024) itu terjadi lantaran jumlah pemilih pada pemungutan suara awal mencapai angka tertinggi sepanjang masa yaitu 31,28 persen.
Baca Juga:
Pjs. Gubernur Kaltara Togap Simangunsong Terima Kunjungan Investor Korea Selatan Oktober 2024
Pemimpin Partai Kekuatan Rakyat (PPP) Han Dong-hoon mengunjungi pusat kota Daejeon dan daerah di sekitar Provinsi Chungcheong untuk ketiga kalinya sejak kampanye dimulai pada bulan lalu.
Daerah tersebut dianggap sebagai negara bagian yang tidak dapat dituju (swing state) dengan salah satu daerah pemilihan terbanyak yang menurut PPP hampir tidak dapat dijangkau.
Di kota Daejeon, Han memanjakan para pemilih dengan berjanji untuk mengembangkan wilayah tersebut dengan meningkatkan anggaran penelitian dan pengembangan untuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia juga mengulangi janjinya untuk merelokasi gedung Majelis Nasional ke kota Sejong.
Baca Juga:
Krisis Kelahiran di Korut: Pemerintah Penjarakan Dokter Aborsi dan Sita Alat Kontrasepsi
“Jika seluruh parlemen pindah ke Chungcheong, itu juga berarti terjadi relokasi pusat negara. Hal ini akan menimbulkan efek tetesan ke bawah pada perekonomian dan dunia usaha ke wilayah lain di sekitarnya,” kata Han.
Sementara itu lawannya, yakni Pemimpin Partai Demokrat Lee Jae-myung berkampanye di daerah pemilihannya di Gyeyang di Incheon, sebelah barat Seoul. Kunjungan itu dilakukan sebelum ia ke tiga distrik konservatif di distrik Gangnam yang mewah di Seoul yang dianggap sebagai basis PPP.
Dia mendesak para pemilih untuk meminta pertanggungjawaban kepada pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol karena salah mengelola urusan negara dan menuduh Yoon menyalahgunakan kekuasaan kepresidenan untuk mengejar keuntungan pribadi.