WahanaNews.co| Setelah doa
Angelus di Vatikan, Minggu (18/7/2021), Paus Fransiskus menyerukan perdamaian
dan dialog di Kuba setelah protes nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya
mengguncang negara yang dikelola komunis itu.
Dalam
pelayanan pertamanya untuk publik, sejak keluar dari rumah sakit setelah operasi
pada pekan lalu, Paus menyampaikan kedekatannya dengan orang-orang terkasih di
Kuba, terlebih kepada keluarga-keluarga yang paling menderita.
Baca Juga:
AM Putut Prabantoro: Pemda di Asia Pasifik Perlu Promosikan Perdamaian Demi Peradaban Dunia
"Saya
juga dekat dengan orang-orang terkasih Kuba di masa-masa sulit ini, khususnya
dengan keluarga-keluarga yang paling menderita," kata Paus.
Minggu
lalu, beberapa kerusahan memuncak di Kuba, itu merupakan peristiwa terburuk
yang terlihat di Kuba dalam beberapa dekade terakhir, para pengunjuk rasa di
berbagai penjuru menyerukan "kebebasan".
Pada
hari Sabtu, pasukan pro-pemerintah, termasuk Presiden Miguel Díaz-Canel dan
pendahulunya yang berusia 90 tahun, Raul Castro, turun ke jalan di Havana
dengan unjuk rasa pendukung untuk menegakkan pemerintah.
Baca Juga:
Jelang Hari Listrik Nasional Ke-79, PLN UP3 Jambi Turut Nyalakan Serentak Light Up The Dream Masyarakat Tidak Mampu Di Provinsi Jambi
Presiden
menuduh embargo perdagangan AS di negara pulau itu karena kemiskinan dan
ketidakadilan sosial, dan media internasional karena menyebarkan apa yang
disebutnya "interpretasi jahat" dari peristiwa terbaru.
Paus
Fransiskus berdoa agar Tuhan dapat membantu bangsa Kuba membangun masyarakat
yang semakin adil dan bersaudara melalui perdamaian, dialog, dan solidaritas.
"Saya
mendesak semua orang Kuba untuk mempercayakan diri mereka pada perlindungan
keibuan dari Perawan Maria Cinta Kasih. Dia akan menemani mereka dalam
perjalanan ini," katanya.
Paus Fransiskus juga mendesak kekerasan yang terjadi
baru-baru ini di Afrika Selatan agar segera dihentikan, Paus juga menyebut
banjir mematikan di Jerman, Belgia dan Belanda sebagai "ujian". [jef]