WahanaNews.co, Jakarta - Dua puluh truk yang membawa bantuan kemanusiaan memasuki Gaza dari Mesir pada Senin (23/10), tetapi jumlah itu masih jauh dari mencukupi, kata para aktivis kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) PBB mengatakan 20 truk telah melintasi titik perbatasan Rafah menuju Gaza pada Senin (23/10/23).
Baca Juga:
WHO: Rokok Lebih Mematikan Dibanding Kombinasi AIDS dan Malaria
Separuh dari rombongan truk tersebut membawa bantuan dari PBB berupa air, makanan, dan obat-obatan.
Pada Sabtu (21/10) dan Minggu (22/10), sebanyak 34 truk berhasil masuk ke Gaza dengan membawa pasokan bantuan penyelamat nyawa.
Jumlah ini setara dengan tak lebih dari 4 persen dari rata-rata volume harian komoditas yang masuk ke Gaza sebelum krisis baru-baru ini, kata OCHA.
Baca Juga:
Dukung PT Bio Farma Raih Sertifikat WHO, PLN Suplai Listrik Hingga 27 Ribu kVA
Sebuah konvoi 20 truk bantuan memasuki Gaza melalui Rafah pada Sabtu, yang pertama dalam dua pekan terakhir sejak eskalasi ketegangan antara Israel dan Palestina.
Kiriman bantuan yang masuk ke Gaza belum termasuk bahan bakar. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East/UNRWA), yang sejauh ini merupakan penyedia bantuan kemanusiaan terbesar di Gaza, akan kehabisan cadangan bahan bakarnya dalam dua hari ke depan, kata OCHA.
Ketiadaan bahan bakar berarti tidak ada desalinasi air yang berfungsi. Ketiadaan bahan bakar juga berarti bahwa para mitra kemanusiaan harus memusatkan hampir seluruh operasi pengiriman bantuan mereka pada pengangkutan air. Ini juga berarti tidak ada toko roti dan rumah sakit yang beroperasi," kata OCHA".